Seperti yang kita tahu, Fir’aun telah membangkang terhadap perintah Allah dan berbuat sewenang-wenang kepada rakyatnya, khususnya Bani Israil.
Untuk menghadapinya, Allah mewahyukan cara terbaik yang harus dilakukan oleh Nabi Musa dan Harun di ayat berikutnya.
فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
Artinya: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.”
Dalam kitab tafsirnya, Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ini mengandung pelajaran yang agung,
Baca Juga: OPTIMIS! Prabowo Yakin Indonesia Bisa Mandiri Tanpa Negara Lain Dengan Manfaatkan Sumber Daya Alam
Yaitu sekalipun Fir'aun adalah orang yang sangat membangkang dan sombong, dan nabi Musa adalah makhluk pilihan Allah saat itu,
Nabi Musa diperintahkan agar dalam menyampaikan risalah-Nya kepada Fir'aun dengan lemah lembut dan santun.”
Secara garis besar, Islam sangat menekankan pentingnya ketaatan kepada penguasa. Namun, ketaatan ini harus disertai dengan sikap kritis dan kehati-hatian.
Umat Islam harus senantiasa berdoa dan berusaha untuk memperbaiki keadaan dengan cara-cara yang damai dan sesuai dengan syariat Islam.
Peran ulama sebagai pembimbing dan penengah sangatlah penting dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi umat, sehingga tidak timbul aksi unjuk rasa yang membawa mudharat. ***