GENMUSLIM.id - Zaman sekarang orang-orang yang tak pernah belajar agama hanya mengandalkan internet sebagai senjata untuk menyalahkan kepribadian pemahaman tentu sangat banyak sekali.
Justru yang lebih parah adalah belajar agama tidak tuntas total yang menyebabkan kesalahpahaman dalam menerima segala pengetahuan agama.
Maka peran Pesantren sebagai basis Pendidikan keilmuan agama harus diperhatikan betul dari segi kualitasnya mencangkup antara profesionalitas santri dalam mengaji dan kesiapan para kyai menyiapkan regenerasi juga penting bagi Masyarakat.
Pesantren yang merupakan fasilitas kualitas ilmu agama malahan menjadi sarang terpecahnya islam karena memberikan sedikit pengatahuan akan semakin menguasai bila para agamawan tidak mengambil sikap tegas terhadap persoalan islam sekitar kita.
Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat: Hukum Mengamalkan Pancasila Dalam Islam, Benarkah Negara Ini Negara Thagut?
Nah, ini perlu kita perhatikan gaes apalagi kalian yang punya basic pesantren mau tidak mau harus terjun di Masyarakat.
Hal ini disadari betul oleh Ust Aan Syumardi Al Bantani untuk menyikapi persoalan yang rumit baik secara fiqih ibadah maupun mualamalah.
Guru yang sekarang menjadi ketua komisi fatwa MUI kecamatan Nguter sekaligus Wakil Ketua PC LDNU Sukoharjo sadar atas apa yang dirasakan oleh Masyarakat NU dan sekitarnya bahwa pembelajaran islam harus Ahli Sunnah Waljama’ah sesuai 4 mazahab yakni: Imam Abu Hanifah An Nu'man, Imam Muhammad bin Idris As Syafii, Malik Bin Anas, Imam Ahmad bin Hambal
Ust Aan Syumardi Al Bantani menyoroti persoalan islam saat ini adalah kemunculan orang-orang berpaham Al-Qur’an dan Sunnah yang serta merta tidak mengunakan fiqih khususnya Khutbah Jumat.
Mayoritasnya adalah menganggap Khutbah Jumat sebagai ceramah. Dalam bukunya berjudul Fiqih Praktis Shalat Jum’at ada 5 rukun-rukun khutbah yang harus kita perhatikan gaes.
Pertama mengucapkan pujian kepada Allah swt dalam khutbah misal lafadz yang benar mencangkupi: Al hamdulillah, Nahmadu lillah, Lillahil hamdu, Ana Hamidu Allaha, Allaha Ahmadu.
Kedua adalah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Ketiga berwasiat dengan taqwa kepada Allah swt dalam dua khutbah. Alasannya tidak adannya lafadz tertentu dalam washiyat ini bertujuan dari wahiyat taqwa adalah nasihat dan peringatan.