Lantaran cinta yang begitu mendalam, sebagian orang tentu tak bisa percaya kalau orang yang dicintainya itu wafat.
Saat kondisi makin menggelisahkan, datanglah Abu Bakar ash-Shiddiq.
Ia menyeruak di antara kerumunan. Bergegas orang terbaik setelah Rasulullah itu masuk ke ruangan putrinya Aisyah di mana jenazah mulia Nabi Muhammad SAW masih terbaring.
Sangat pelan, Abu Bakar menyingkapkan kain penutup wajah Sang Rasul.
Dan, Abu Bakar pun menciumnya.
Abu Bakar terdiam. Kini ia yakin sosok pujaannya benar-benar telah menghadap Allah.
Dengan berusaha tetap tegar, menahan bendungan air mata yang nyaris menetes, Abu Bakar berucap lirih,
"Demi ayah bundaku! Kematian yang ditentukan Allah atas dirimu telah engkau rasakan. Setelah itu, tak ada lagi kematian yang menimpa dirimu selama-lamanya."
Setelah itu, Abu Bakar keluar menghadap orang-orang yang kian banyak berdatangan.
Dengan suara lirih tapi tegas dan jelas, Abu Bakar menyampaikan beberapa kalimat,
"...Barangsiapa yang menyembah Muhammad, ketahuilah Muhammad telah wafat. Namun barangsiapa yang menyembah Allah, maka Allah tetap hidup dan tidak akan mati."
Kemudian Abu Bakar membaca firman Allah:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَائِنْ مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ