Ini 4 Riwayat Hadits Tentang Adopsi Anak, Bisa Jadi Acuan Sebelum Mengadopsi, agar Tidak Menjadi Dosa Keluarga

Photo Author
- Jumat, 19 April 2024 | 18:23 WIB
Ilustrasi orang tua yang adopsi anak  (GENMUSLIM.id/dok : Freepik)
Ilustrasi orang tua yang adopsi anak (GENMUSLIM.id/dok : Freepik)

GENMUSLIM.id- Belum lama ini ada berita yang cukup menghebohkan mengenai selebriti tanah air yang adopsi anak.

Perihal adopsi anak sendiri terdapat syariat Islam yang mengatur hal tersebut agar tidak menjadi mudharat bagi seseorang

Dalam syariat Islam sendiri hal ini mengacu dari riwayat hadits yang bisa dijadikan landasan atau acuan seseorang ketika berniat untuk adopsi anak

Sebelumnya perihal adopsi anak ini juga telah terkandung dalam surah Al-Ahzab ayat 5 

ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِندَ اللَّهِ فَإِن لَّمْ تَعْلَمُوا آبَاءهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ

“Panggilah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak kandung mereka; itulah yang adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak mereka, maka (panggillah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu” (QS. Al Ahzab: 5).

Baca Juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Adopsi Anak, Begini Penjelasan Hukum Islam Memandang Hal Tersebut

Genmuslim.id juga telah merangkum 4 riwayat hadits yang menjelaskan tentang adopsi anak, dikutip Genmuslim dari kangaswad.wordpress.com pada Jumat 19 April 2024, sebagai berikut :

  1. Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan:

وكان التبني في الجاهلية معروفاً، كان زيد بن حارثة يدعى زيد بن محمد فلما أنزل الله الآية نسب إلى أبيه زيد بن حارثة، واستقرت الشريعة بأنه يجب أن ينسب الناس إلى آبائهم، وأنه لا يجوز التبني لأي إنسان

“Dahulu tabanni adalah perkara yang lumrah di zaman Jahiliyah. Zaid bin Haritsah dahulu menyebut dirinya sebagai Zaid bin Muhammad. Ketika Allah turunkan ayat di atas, ia kembali menisbatkan diri kepada ayahnya, menjadi Zaid bin Haritsah. Dan sejak itu syariat menetapkan wajibnya setiap anak menisbatkan diri pada ayah-ayah mereka dan tidak boleh melakukan tabanni untuk siapapun” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi).

  1. Abu Dzar Al Ghifari radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ليسَ مِن رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أبِيهِ – وهو يَعْلَمُهُ – إلَّا كَفَرَ

“Siapa yang menisbatkan dirinya sebagai anak dari orang yang bukan bapak kandungnya, padahal ia tahu orang itu bukan bapak kandungnya, maka ia kufur” (HR. Bukhari no. 3508, Muslim no. 61).

Baca Juga: Hindari Toxic Parenting! Rasulullah Pernah Ajarkan Tips Memuji Anak Agar Tidak Jadi Berlebihan 

  1. Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن ادَّعى إلى غيرِ أبيه ، أو انتمى إلى غيرِ مَواليه ، فعليه لعنةُ اللهِ المتَتَابِعَةُ إلى يومِ القيامةِ

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nila Marwa

Sumber: kangaswad.wordpress.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X