Film Dua Hati Biru: Bima dan Dara Berantem Terus! Ini 5 Dampak Buruk Jika Pasutri Ribut di Depan Anak

Photo Author
- Jumat, 19 April 2024 | 15:53 WIB
Dampak buruk apabila anak melihat orang tuanya ribut seperti di film Dua Hati Biru (GENMUSLIM.id/Dok: YouTube StarvisionPlus)
Dampak buruk apabila anak melihat orang tuanya ribut seperti di film Dua Hati Biru (GENMUSLIM.id/Dok: YouTube StarvisionPlus)

GENMUSLIM.id - Di dalam rumah tangga pasti akan ada konflik dengan pasangan, seperti yang ada di film Dua Hati Biru.

Mengangkat dari kisah para pasutri muda, pada film Dua Hati Biru juga terdapat adegan saat keduanya ribut di depan anak.

Padahal, ada banyak dampak negatif yang terjadi pada anak apabila melihat orang tuanya ribut, seperti yang ditampilkan dalam film Dua Hati Biru.

Dihimpun GENMUSLIM dari berbagai sumber pada Jumat, 19 April 2024, berikut dampak buruk yang terjadi pada anak apabila sering menyaksikan orang tuanya ribut.

Baca Juga: Pengusaha Jepang  Puji Karakter Orang Indonesia, Bisa Kesempatan Emas untuk Para Pencari Loker Nih!

  1. Anak jadi durhaka

Buya Yahya menekankan betapa pentingnya peran orang tua sebagai contoh yang baik untuk anak.

Jika anak terus melihat pertengkaran orang tuanya, akan berdampak pada alam bawah sadarnya dan membuatnya menjadi anak durhaka.

Sebab, orang tua terlalu sering memperlihatkan pertengkaran dan tidak saling menghargai.

Sebagai orang tua perlu untuk mengendalikan diri agar tidak ribut di depan anak yang bisa memberi dampak buruk di masa depan.

“Jangan beri contoh yang jelek kepada anak,” kata Buya Yahya. “Harus berusaha. kalau Anda nggak kuat, berarti Anda bermasalah mentalnya.”

Baca Juga: Ramai Orang Jepang Masuk Islam, Orang Indonesia Patungan Bangun Masjid Indonesia Pertama di Yokohama

  1. Perilaku buruk pada anak sulit diubah

Senada dengan yang disampaikan Buya Yahya, Ustadz Hadmoes Wirawan juga mengatakan akan memberi dampak berbahaya bagi anak.

Ketika seorang anak laki-laki melihat ayahnya ribut dengan ibunya, akan terbentuk mindset, “Berarti laki-laki boleh memarahi perempuan.”

Jika anak perempuan yang melihat keributan ini, pola pikirnya tentang laki-laki bisa terbentuk. “Laki-laki ternyata seperti itu.”

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dianti Nur Rahayu

Sumber: Ceramah Buya Yahya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X