Tentu saja jawaban – jawaban itu sudah “diprogram” oleh Gereja kepada bu Qewar.
Sampai ada satu pertanyaan yang mulai mengetuk hati bu Qewar, Ketika itu ada temannya yang bertanya
“Baiklah, bagaimana Yesus bisa mati untuk dosa-dosa kita ?” tanya temannya itu, pertanyaan itulah yang membuat hati bu Qewar mulai terketuk.
Gara-gara pertanyaan itu bu Qewar pun mulai berpikir mengenai Keyakinan yang dianut.
Akhirnya dia mulai lagi mempelajari Alkitab, alangkah terkejutnya bu Qewar.
Baca Juga: Pengusaha Jepang Puji Karakter Orang Indonesia, Bisa Kesempatan Emas untuk Para Pencari Loker Nih!
Ketika dia mempelajari Kembali Alkitab beliau tidak menemukan perkataan bahwa Yesus berkata “Saya adalah Tuhan” atau “Datang dan sembahlah saya”.
Lalu kenapa selama ini beliau dan orang-orang Kristen yang lain menyembah Yesus, dan beliau tidak bisa menemukan jawabannya.
Sampai akhirnya dia membaca Injil Yohanes pasal 17 ayat 3 yang isinya berkata bahwa Tuhan Allah hanya satu dan Kristus itu diutus olehnya.
Setelah itu keyakinan Kristen bu Qewar agak berubah dia tidak percaya lagi akan Yesus sebagai tuhan.
Tapi hanya percaya bahwa Yesus diutus Tuhan untuk dunia, jadi keyakinan Kristennya masih ada.
Disaat yang sama bu Qewar mulai membaca Al Quran, niat awalnya adalah ingin mencari kesalahan Al Quran itu dan menyebarkannya kepada orang Islam.
Nah disaat inilah Hidayah datang, ketika bu Qewar membaca Al Quran, beliau merasakan ada perubahan dalam dirinya, merasakan bahwa antara dia dan Al Quran ada banyak koneksi.
Beliau menemukan bahwa ternyata Al Quran begitu masuk akal, karena inilah beliau menangis dan memutuskan untuk masuk Islam, beliau pun akhirnya Bersyahadat.
