GENMUSLIM.id - Kisah mualaf kali ini ini datang dari seorang atheis yang karena tuntutan belajar untuk tinggal di suatu lingkungan Islam, membuatnya mendengar adzan setiap hari dan menangis. Ia adalah Tom Facchine.
Tom Facchine merupakan seorang yang dibesarkan di keluarga penganut Kristen. Ayahnya katolik, tapi tidak begitu taat. Ibunya yang taat kepada agamanya, yaitu Kristen dan selalu membawanya ke gereja setiap minggunya.
Ia tumbuh menjadi anak yang taat pada agama Kristen sampai akhirnya munculah sebuah pertanyaan dalam dirinya tentang keaslian manuskrip dari alkitab. Ia bertanya apakah itu naskah yang asli, namun pendeta itu tidak menjawab dan malah meragukan pertanyaanku.
Sampai akhirnya, ia pernah suatu hari menjadi perwakilan dari gereja untuk datang ke sebuah komunitas keagamaan. Dalam bayangannya ini akan menjadi agenda yang bisa dibilang mendekatkan diri pada tuhan.
Baca Juga: Ramdhan 2024: Ketika Non-Muslim Beri Jalan Pemain Islam, Untuk Jalani Ibadah di Liga MLS Amerika
Namun nyatanya jauh dari ekspektasi Tom Facchine. Pemuda-pemuda di sana, yang menjadi perwakilan malah menunjukkan sikap yang bertolak belakang dengan apa yang diajarkan agama. Mereka menyelundupkan alkohol dan bahkan saling berpacaran.
“Sepulang dari situ aku menganggap bahwa semua agama hanyalah dongeng saja. Tidak ada yang benar-benar nyata antara perintah tuhan dan apa yang dipraktikkan.” Tuturnya.
Tom Facchine mengawali kisah mualafnya dari kegemarannya dengan ilmu politik yang sampai pada akhirnya ia dipertemukan dengan salah satu Profesor yang ia idolakan. Yaitu seorang muslim.
Setelah perkuliahan dengan profesor tersebut selesai, ia mendapat tawaran untuk belajar ke sebuah universitas yang bernama Universitas Bilgi di Turki. Selama satu semester ia tinggal di sebuah pemukiman muslim oleh istrinya, di Uskudar.
Sekelompok mahasiswa di Bilgi mengaku mengkhawatirkan Tom Facchine bersama dengan istrinya jika tinggal di Uskudar, apalagi Tom Facchine saat itu seorang non muslim. Kata mereka, Uskudar bukan tempat yang aman baginya.
Namun nyatanya, justru sebaliknya. Tom Facchine bersama dengan istrinya sering menerima bantuan yang bahkan warga di sana rela berhenti dari aktivitasnya untuk membantu Tom Facchine saat kesulitan. “Sangat berbeda dengan ucapan teman-temanku” ucapnya.
Karena ia tinggal di lingkungan muslim, setiap hari ia mendengarkan adzan dan tanpa ia sadari saat adzan berkumandang ia selalu membuka jendela rumahnya dan tiba-tiba menangis.
“Aku seorang Musisi yang cukup terkenal sebelum menjadi muslim, Namun bagiku lantunan adzan tidak ada yang menandingi keindahannya. Aku tidak bisa berhenti menangis saat adzan dikumandangkan” penuturannya.