Fenomena perbedaan awal 1 ramadhan 2024 terjadi bukan sekali dua kali saja. Bahkan pada tahun ini terjadi perbedaan penentuan awal 1 ramadhan. Baik kedua metode dapat dijelaskan secara ilmiah dan kondisi cuaca pada saat 10 Maret 2024 atau 29 Sya’ban tampak bagus
Indonesia yang tergabung dalam MABIMS, Persekutuan Menteri Agama menyepakati bahwa bahwa kriteria tinggi hilal yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Pada sidang Isbat yang dilakukan pada 10 Maret 2024 hasil paparan Tim Hisab Rukyat Kemenag dari 134 titik yang tersebar tinggi hilal di seluruh Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian antara – 0° 20‘ 01“ (-0,33°) sampai dengan 0° 50‘ 01“ (0,83°), dengan sudut elongasi antara 2 derajat 15 menit 53 detik sampai dengan 2 derajat 35 menit 15 detik.
Hasil hilal ini belum masuk ketentuan dari MABIMS yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Sebab itu, pada sidang Isbat disepakati untuk menjadikan bulan Sya'ban menjadi 30 hari dan tanggal menetapkan 1 ramadhan jatuh pada tanggal 12 Maret 2024.
Berbeda dengan metode hisab yang mengacu pada bentuk hilal bulan, jika bulan hilal sudah menampakkan diri. maka hari itu masuk ke dalam 1 ramadhan.
Lalu Bagaimana cara menentukan malam lailatul qadar jika awal permulaan 1 ramadhan saja berbeda. Apakah malam lailatul qadar jatuh metode rukyatul hilal atau malah jatuh metode hisab?
Ini adalah pertanyaan yang mungkin terlintas di benak semua orang, dan perlu diketahui bahwa tidaklah mungkin Allah SWT menurunkan lailatul qadar di setiap metode perhitungan awal 1 ramadhan.
Baca Juga: Sejarah Pemberian Nama Surat dalam Al Quran, Berjumlah Banyak dan Berbeda-beda, Begini Penjelasannya
Tentu kita tahu bahwa malam lailatul qadar hanya turun sekali dalam setahun tanpa siapapun yang mengetahuinya. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW menganjurkan kita untuk khusuk berdoa dan beribadah pada 10 malam terakhir ramadhan. Meski banyak pendapat para ulama mengenai ciri-ciri malam lailatul qadar. Ini malah membuat banyak kemungkinan dan kebingungan kapan pasti malam lailatul qadar turun, yang dapat dipastikan adalah bahwa malam lailatul qadar setiap tahunnya selalu turun di hari-hari yang berbeda.
Jadi tidak perlu diperdebatkan lagi kapan malam ganjil ramadhan karena siapa yang tidak pernah meninggalkan ibadah di bulan ramadhan maka ia pasti akan mendapatkan lailatul qadar. ***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "PUSTAKA GENMUSLIM", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/GRQA5Lke51j3RbYNWGcEPf, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.