Rasulullah pun makan bersama Nu’aiman, dan menghabiskan makanannya. Ketika makanan Rasulullah telah habis, beliau berdiri dan hendak menuju masjid.
Namun, ditahan oleh Nu’aiman bin Amr sambil berkata,“mau kemana ya Rasulullah? Bayar dulu makanannya”.
Baca Juga: Intip Pesan Polri Terkait Persiapan Mudik Lebaran 2024, Ada 8 Poin Penting yang Perlu Diperhatikan!
Rasul menjawab, “kan kamu yang mengajak saya, wahai Nu’aiman bin Amr”.
“Dimana-mana ya Rasul, raja memberi makan rakyatnya, tuan memberi makan kepada pelayannya, masa saya yang bayar ya Rasul?” jawab Nu’aiman bin Amr.
Mendengar perkataan Nu’aiman bin Amr, Rasulullah mengeluarkan uang dan membayar makanan yang beliau makan bersama Nu’aiman bin Amr.
Rasulullah membayar sambil tersenyum melihat tingkah jail Nu’aiman bin Amr.
Sisi lain Nu’aiman bin Amr
Selain dikenal dengan tingkah jailnya, Nu’aiman bin Amr juga dikenal sebagai sahabat yang gemar mabuk. Pernah suatu hari, para sahabat menjumpai Nu’aiman bin Amr sedang mabuk.
Para sahabat berkata bahwa, Nu’aiman bin Amr tidak pantas dekat dengan Rasulullah jika berkelakukan menyimpang dari ajaran Islam.
Rasulullah yang melihat kejadian itu, bertanya kepada para sahabat. Sahabat menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh Nu’aiman bin Amr.
Rasulullah berkata: “jangan pernah kalian menghujat dan melaknat Nu’aiman bin Amr, meskipun ia seperti ini. tapi ia selalu membuatku terseyum dan selalu mencintai Allah SWT. Dan tidak ada hak diantara kalian yang melarang Nu’aiman bin Amr Allah dan mencintaiku.”
Dalam kisah ini, bukan berarti Rasulullah membenarkan tindakan Nu’aiman bin Amr. Yang dimaksudkan adalah, yang mengetahui isi hati seorang manusia hanyalah Alla SWT.
Maka, tidak ada di antara manusia dengan sesama manusia yang bisa menilai tindakan manusia lain hingga melarang untuk mencintai Allah dan Rasulullah.