GENMUSLIM.id – Menikah dianggap sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT, karena dalam pernikahan, pasangan Muslim diharapkan menjalani kehidupan berkeluarga dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesetiaan.
Setelah menikah, prioritas antara ibu, istri, dan anak sering menjadi topik perdebatan. Bagaimana pandangan Islam terkait hal ini?
Dilansir GENMUSLIM.id YouTube @humblemoslem Minggu, 4 Februari 2024, Dalam Islam, memberikan prioritas setelah menikah kepada ibu, istri, atau anak bukanlah persaingan, melainkan tanggung jawab yang seimbang.
Islam mendorong keseimbangan dan keadilan dalam memenuhi hak-hak masing-masing individu.
Rasulullah SAW memberikan contoh tentang pentingnya menghormati dan memprioritaskan ibu. Beliau bersabda,
"Dari Abu Hurairah RA, ia bercerita seseorang laki-laki yang mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya: Siapa yang paling berhak kuperlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa? Nabi berkata lagi: Ibumu. Terus siapa? Nabi berkata lagi: Ibumu. Siapa lagi? Bapakmu, kata Nabi." (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain, Rasulullah Saw. juga bersabda:
“Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” (HR. Tirmidzi).
Hadis ini mengandung pesan tentang pentingnya berbakti kepada orang tua. Dalam hadis tersebut, menyiratkan bahwa ketaatan dan penghargaan kepada orang tua dapat menjadi sarana untuk mencapai keberkahan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Namun, dalam surah Al-Baqarah ayat 233, seorang suami memiliki kewajiban untuk memberikan nafkah kepada istrinya.
"Kewajiban suami memberi makan dan pakaian kepada istri dengan cara yang baik." (QS. Al-Baqarah: 233).
Ayat ini menunjukkan pentingnya suami memenuhi tanggung jawab ekonomi terhadap keluarganya, khususnya istri, dengan memberikan makan dan pakaian dalam suasana yang penuh kasih sayang dan kebaikan.
Penting untuk diingat bahwa dalam Islam, nafkah bukan hanya sebatas aspek materi, tetapi juga mencakup perhatian, penghargaan, dan perlakuan baik terhadap istri.