Baca Juga: Kisah Shahabiyah Wanita Mulia: Asma binti Abu Bakar Wanita Mulia Pemilik Dua Ikat Pinggang
Di mana beliau dengan segenap keberaniannya membela dan melindungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.
Pada perang itu, Nusaibah binti Kaab bergabung dengan pasukan Islam untuk mengemban tugas penting di bidang logistik dan medis.
Bersama para perempuan lainnya, Nusaibah binti Kaab ikut memasok air kepada para prajurit Muslim dan mengobati mereka yang terluka.
Di suatu kesempatan di perang Uhud ini, saat kaum muslimin di landa kekacauan karena para pemanah di atas bukit melanggar perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, nyawa beliau berada dalam bahaya.
Ketika melihat Rasulullah menangkis berbagai serangan musuh sendirian, Nusaibah binti Kaab segera mempersenjatai dirinya dan bergabung dengan yang lainnya membentuk pertahanan untuk melindungi beliau.
Ketika itu Nusaibah binti Kaab berperang penuh keberanian dan tidak menghiraukan diri sendiri ketika membela Rasulullah.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Ratu Zubaidah: Istri Khalifah yang Bijak dan Penuh Kasih terhadap Rakyatnya
Saat itu Nusaibah binti Kaab menderita luka-luka di sekujur tubuhnya. Sedikitnya ada sekitar dua belas luka di tubuhnya, dengan luka di leher yang paling parah.
Namun hebatnya, Nusaibah binti Kaab tidak pernah mengeluh, mengadu atau bersedih.
Ketika itu Rasulullah melihatnya berperang dengan sengit hingga terdapat dua belas luka di tubuhnya, Rasulullah bersabda,
“Wahai Abdullah (putra Nusaibah binti Kaab), balutlah luka ibumu! Ya Allah, jadikanlah Nusaibah binti Kaab dan anaknya sebagai sahabatku di dalam surga.”
Mendengar doa Rasulullah, Nusaibah tidak lagi menghiraukan luka di tubuhnya dan terus berperang membela Rasulullah dan agama Allah.
“Aku telah meninggalkan urusan duniawi,” ujar Nusaibah binti Kaab.
Setelah peperangan berakhir, umat muslim bermalam untuk mengobati luka-luka. Keesokan paginya barulah mereka pulang.