Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.
Uwais Al Qarni terus berpikir mencari jalan keluar, kemudian ia membeli seekor anak lembu.
Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu.
Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit.
Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit.
“Uwais gila.. Uwais gila…” kata orang-orang.
Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.
Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit.
Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais Al Qarni.
Baca Juga: Haruskah Merayakan Hari Ibu di Tanggal 22 Desember? Yuk, Menilik Posisi Ibu dalam Perspektif Islam
Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.
Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji, dan embu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais Al Qarni yang makin membesar dan kuat mengangkat barang.
Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari.
Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.