GENMUSLIM.id - Jauh sebelum Shalahuddin dilahirkan dan dididik dalam Parenting Islami, umat Islam ada dalam kondisi memprihatinkan dan tercerai berai.
Peristiwa paling penting yang menandai kelahiran dan didikan Parenting Islami Shalahuddin, adalah Perang Salib.
Perang Salib dimulai pada 1095 karena kaum muslim kehilangan Parenting Islami yang asasi, maka pada 50 tahun pertama, Pasukan Salib berhasil mendominasi peperangan.
Sebagian jantung negeri Islam, seperti Syria dan Palestina ditaklukkan dan ratusan ribu kaum Muslim menjadi korban.
Pasukan Salib yang memasuki Jerusalem pada 1099 M, kemudian melakukan kejahatan perang terhadap penduduk kota suci itu.
Di Masjid al-Aqsha terdapat genangan darah setinggi mata kaki, karena banyaknya kaum Muslimin yang dieksekusi.
Fulcher of Chartress menyatakan, bahwa darah begitu banyak tertumpah, sehingga membanjir setinggi mata kaki.
Kisah kebangkitan umat Islam dalam Perang Salib, setelah terpuruk dan dikalahkan Pasukan Salib Eropa, bisa menjadi pelajaran penting bagi umat Islam saat ini.
Bahwa kebangkitan umat Islam ketika itu, terjadi bukan hanya semata melalui hadirnya seorang pemimpin hebat seperti Shalahuddin al-Ayyubi,
tetapi justru diawali dari kerja keras para ulama melalui madrasah-madrasah yang berhasil melahirkan satu generasi yang hebat, yaitu “Generasi Shalahuddin” (Jiilu Shalahuddin).
Madrasah Para Ulama dan Kesadaran Umat
Kisah kebangkitan itu dipotret dan dianalisis dengan baik oleh Dr. Majid Irsan al Kilani dalam bukunya, Hakadza Dhahara Jiilu Shalahuddin wa-Hakadza ‘Aadat al-Quds.
Buku ini memaparkan peran ulama-ulama seperti Imam al-Ghazali, Syekh Abdul Qadir al-Jilani, dan sebagainya dalam mendidik dan melahirkan generasi Shalahuddin tersebut.