GENMUSLIM.id - Ketika umat Islam di Indonesia sedang menghadapi kolonialisme bangsa Barat, di saat itu juga umat Islam di Indonesia berjumpa dengan pemikiran dari kebudayaan Barat yang dibawa oleh para penjajah, begitu analisis tajam dari Rasjidi.
Rasjidi sendiri seorang intelektual Islam yang menempa dua pendidikan sekaligus, pernah belajar di pondok pesantren dan pernah pula belajar di universitas Barat, tetapi kehebatan Rasjidi ialah mampu bersikap kritis terhadap pemikiran Barat meskipun dia juga lulusan perguruan tinggi di Barat.
Karena mempunyai sikap yang teguh dengan Islam dan penolakannya terhadap pemikiran sekularisme, maka Rasjidi sendiri pernah bertarung secara intelektual dengan Harun Nasution maupun Nurcholish Majid, di mana kedua orang itu dianggap dan dikritisi oleh Rasjidi sebagai punggawa gagasan sekularisasi, sekularisme,dan ide-ide Barat lainnya.
Baca Juga: Pemikiran Hassan Hanafi Mengenai Tantangan dan Kolonialisme Barat Terhadap Dunia Islam (Part 1)
Di dalam bukunya yang berjudul Hari Depan Peradaban Manusia, Antara Sekularisme, Komunisme, Islam, Rasjidi mengatakan, ide sekularisme itu lahir dari peradaban Barat yang jenuh dan muak ketika otoritas agama dan gereja menguasai kehidupan manusia Barat atau Eropa pada abad pertengahan.
Kemuakan itu disebabkan karena ketika gereja mendominasi panggung peradaban Barat yang terjadi bukan kemajuan, tetapi malah kemunduran, sekalipun pada masa itu terdapat filsuf besar, seperti Thomas Aquinas.
Selain itu, perang agama antara Kristen dan Katholik di Eropa juga turut membidani lahirnya pemikiran sekularisme ini.
Puncaknya, ketika Revolusi Perancis pada tahun 1789 meletus, yang menggaungkan semangat egalite (kesetaraan), fraternite (persaudaraan), dan liberte (kebebasan), yang dalam tahapan sejarahnya juga mengalami bentrokan dan gesekan tajam secara terbuka dengan gereja.
Karena trauma sejarah mereka demikian, maka masuk akal jika sekularsime itu lahir dan cocok di peradaban Barat tetapi tidak cocok jika diterapkan di peradaban Islam, sebab mempunyai konteks jalan sejarah yang berbeda.
Menurut Rasjidi, pemikiran sekularisme didefinisikan bahwa segala kebaikan dan upaya menciptakan peradaban manusia yang berkeadilan, makmur, aman, ukurannya akal manusia semata, yang tidak membutuhkan risalah atau tuntunan dari agama, urusan agama cukup jadi urusan pribadi yang tidak ada sangkut pautnya dengan urusan publik.
Jika ditinjau dari definisi di atas, Rasjidi dengan cerdas mengenalisis bahwa pemikiran sekualrisme dengan definisinya di atas sangat dipengaruhi trauma sejarah Eropa abad pertengahan, oleh karena trauma yang sangat mendalam, maka agama tidak lagi jadi penentu benar salah dan urusan publik lagi, tetapi cukup jadi urusan privat.
Baca Juga: Iman Islam Sebagai Pemandu Perubahan Menurut Pemikiran Kuntowijoyo, Sebuah Pengantar Singkat
Rasjidi melanjutkan, sekularisme juga percaya, bahwa kekuatan akal manusia mampu menciptakan tatanan dunia yang lebih baik dan berkemanusiaan daripada ajaran agama.