GENMUSLIM.id - Di dalam ajaran Islam, Zakat merupakan salah satu rukun Islam, yang mengandung banyak manfaat dan hikmah yang harus diketahui oleh umat Islam, yang dalam pandangan Buya Hamka salah satu bukti keadilan sosial dalam Islam.
Buya Hamka seorang ulama yang terkenal itu berhasil mengulas dengan baik dan mudah dipahami, hakikat dan tujuan ibadah zakat dalam Islam, yang mencerahkan dan mencerdaskan.
Adanya ibadah Zakat dalam ajaran Islam membuktikan secara garis besar, bahwa Islam juga memperhatikan isu-isu sosial ekonomi masyarakat, dan turut serta bagaimana membangun kehidupan manusia yang bermartabat.
Baca Juga: Sejarah Respon Umat Islam Seluruh Dunia Ketika Pendudukan Yahudi di Palestina Semakin Masif (Part 1)
Di dalam buku Keadilan Sosial dalam Islam, Buya Hamka mengatakan, zakat artinya secara bahasa Indonesia ialah penyucian dan pembersihan.
Bagi Buya Hamka, arti zakat tersebut sangat relevan sampai kapanpun, sebab bertujuan untuk membersihkan penyakit bakhil, yang sangat membahayakan pertumbuhan jiwa dalam masyarakat.
Menyucikan masyarakat dari tumbuhnya pertentangan di antara yang mempunyai (have) dengan yang tidak mempunyai (have not).
Menurut Buya Hamka, harta yang belum dikeluarkan zakatnya, dipandang kotor dalam ajaran Islam, sebab harta itu mahal, harta itu dicintai, dan harta itu berat untuk dilepaskan.
Zakat adalah hak masyarakat atas perseorangan, dan zakat menunjukkan kekuasaan masyarakat atas orang Islam yang mampu.
Adanya zakat ini agar orang Islam yang mampu tidak hanya memeras keringat fakir miskin untuk kekayaan sendiri, tetapi juga mengingatkan kepada si mampu jika di dalam hartanya ada hak yang harus diberikan kepada orang yang berhak menerima zakat.
Di dalam masyarakat pasti ada segolongan orang kaya dan segolongan lain orang yang kurang mampu, dengan adanya zakat diharapkan distribusi harta tidak timpang, meminimalisir kesenjangan sosial, serta terwujudnya tatanan peradaban yang maju dan berkeadilan, sehingga rahmat dan berkah Allah SWT tercurah di negeri tersebut.
Selain itu, zakat juga bertujuan untuk meminimalisir kecemburuan sosial di dalam masyarakat yang salah satunya dipicu penghasilan yang berbeda-beda, kadangkala satu orang dalam masyarakat sangat kaya dan ada yang sangat miskin.