GENMUSLIM.id- Akar pendudukan Yahudi di kawasan Palestina setidaknya dapat dilacak pada era Kekhalifahan Islam Turki Utsmani masih tegak berdiri, di mana bangsa Yahudi merasa putus asa dengan prospek integrasi ke dalam masyarakat Eropa, yang dimulai pada tahun 1882.
Motif pendudukan Yahudi di kawasan Palestina yang dihuni mayoritas umat Islam tidak sekedar ingin berdoa dan meninggal di Kawasan Yerussalem, tetapi juga sebagai gerakan politik yang ingin mendirikan sebuah negara yang berdaulat penuh.
Pada tahun 1897, diselenggarakan sebuah Kongres Zionis pertama, yang menyerukan dibentuknya sebuah tanah air Yahudi di Palestina yang pada waktu itu masih berada di kekuasaan Kekhalifahan Islam Turki Utsmani, sehingga melahirkan sebuah gerakan nasional Yahudi modern, yaitu Zionisme.
Baca Juga: Cerpen Misteri Seri Ali : Misteri Hutan Angker yang Bernyanyi Pilu (Part 2)
Di dalam buku Konflik Arab-Israe, Shukri Abed mengatakan, sejak awal pendudukan Yahudi ke Palestina ini sudah dicurigai oleh warga Palestina sendiri maupun umat Islam seluruh dunia.
Seiring berjalannya waktu, kecurigaan itu benar adanya, dan gerakan zionisme Yahudi dipandang sebagai ancaman besar, baik penduduk Palestina sendiri maupun umat Islam seluruh dunia.
Momen yang sangat menentukan bagi umat Islam maupun gerakan zionisme sendiri ialah, dikeluarkannya Deklarasi Balfour pada 2 November 1917, yang diinisiasi Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, yang dengan sepihak menjanjikan ‘sebuah tanah air bagi Bangsa Yahudi di Palestina,’ dengan jaminan bahwa Pemerintah Kolonial Inggris ‘akan berusaha keras untuk memberi kemudahan guna mencapai tujuan ini.’
Baca Juga: Cerpen Inspiratif Psikologi Islami: Kisah Jujur Zoro yang Meneladani Nabi Muhammad SAW
Tindakan Pemerintah Kolonial Inggris ini menimbulkan kekerasan dan penindasan yang berlanjut yang dilakukan oleh Yahudi terhadap umat Islam dan warga Palestina.
Pada tahun 1881, populasi Yahudi di Palestina sekitar 24 ribu atau 5%, dan pada tahun 1914 menjadi 85 ribu atau 24 %, sebuah gelombang pendudukan yang meingkat drastis.
Pasca Deklarasi Balfour pada 1917, dan Nazisme di Jerman pada 1933 semakin kuat, yang menambah jumlah pendudukan Yahudi meningkat menjadi 368.845 antara tahun 1921 hingga 1945.
Di Kota Yerusalem saja, salah satu kota terpenting di Palestina, jumlah orang Yahudi meningkat dari 53 ribu menjadi 70 ribu antara tahun 1931-1935.
Melihat pendudukan Yahudi disokong Inggris yang juga melakukan kekerasan terhadap umat Islam di Palestina, dan sebuah konsekuensi logisnya umat Islam di Palestina melakukan perlawanan yang dipimpin oleh Mufti Palestina, yakni Amin Al Husaini.