GENMUSLIM.id- Jika merujuk artikel sebelumnya bagaiamana urusan pendudukan Yahudi di Palestina merupakan problem umat Islam secara global, yang menaruh perhatian di kalangan aktivis Islam, tak terkecuali di Indonesia.
Ketika Komite Palestina mengadakan Rapat Akbar Umat Islam yang membahas pentingnya persaudaraan umat Islam seluruh dunia, kedudukan Palestina dan Baitul Maqdis bagi umat seluruh dunia, menentang rencana Inggris yang membagi kawasan Palestina menjadi tiga negara, Yordania, Yahudi (Israel), Palestina, menunjukkan bahwa problem Palestina sejatinya sudah dipikir oleh elit intelektual dan tokoh besar pergerakan pada masa kolonial Belanda.
Tokoh-tokoh Islam yang peduli dengan kondisi umat Islam di Palestina yang ditindas oleh Yahudi dan Inggris, dikemudian hari menjadi tokoh penting dalam membangun Indonesia, dengan kata lain masalah tersebut masalah yang sifatnya besar.
Di dalam buku Jas Mewah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah dan Dakwah, Tiar Anwar Bachtiar mengatakan, karena yang ikut terjun adalah aktivis-aktivis penting, maka ketika membuat petisi, langsung diampaikan kepada pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk mengatasi masalah ini, ditujukan pada Liga Bangsa Bangsa maupun ditujukan kepada Mufti Palestina Amin Al Husaini.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia bersama mereka dan Kongres Islam untuk memperlihatkan bagaimana sikap umat Islam di Indonesia.
Jika melihat petisi yang disampaikan dan diwakili 33 gerakan Islam kala itu, menunjukkan bahwa permasalahan pendudukan Yahudi di Palestina bukan semata-mata permasalahan Palestina dengan Yahudi, permasalahan Yahudi dengan masyarakat Timur Tengah pada umumnya, melainkan masalah tersebut dilatarbelakangi semangat agama, dalam hal ini ukhuwah Islamiyah.
Baca Juga: Cerpen Muslimah: Buah Dari Kesabaran dan Penantian Seorang Bulan yang Mengubah Pandangan Hidup
Karena di Palestina terdapat Baitul Maqdis, artinya juga Baitul Maqdis milik umat Islam seluruh dunia, yang di sana terdapat Masjidil Aqsa, masjid milik kaum Muslimin seluruh dunia seperti halnya Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Nabawi di Madinah.
Selain itu, sikap kepedulian yang dilakukan umat Islam Indonesia waktu itu juga membantu dalam segi finansial untuk perjuangan melawan Zionis Yahudi, yang disokong sepenuhnya oleh Inggris.
Selain di kalangan apa yang disebut sebagai ‘Islam modernis’, kalangan Islam Tradisionalis yang diwakilkan oleh ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) juga berpihak pada umat Islam di Palestina yang ditindas Yahudi.
NU melihat bahwa perjuangan umat Islam di Baitul Maqdis sebuah perjuangan yang harus didukung oleh umat Islam seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Perjuangan umat Islam di Palestina bahkan dijadikan sebagai teladan dan ruh perjuangan bagi umat Islam di Indonesia yang juga sedang sama-sama menghadapi penjajahan asing Belanda.