Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah ke makam Nabi.
Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Nabi SAW. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucunda Nabi SAW, Hasan dan Husein.
Baca Juga: Penting! Inilah Larangan Bagi Orang yang Berkurban pada Hari Raya Idul Adha
Sembari mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Nabi SAW itu. Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal bin Rabah,
“Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami.”
Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski hanya sekali saja.
Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa melantunkan dia adzan pada masa Nabi SAW masih hidup.
Mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz “Allahu Akbar” dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti.
Semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok nan agung, suara yang begitu dirindukan, itu telah kembali.
Ketika Bilal meneriakkan kata “Asyhadu an laa ilaha illallah”, seluruh isi kota Madinah berlarian ke arah suara itu sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan saat Bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.
Baca Juga: Kata-kata Bijak Ustadzah Halimah Alaydrus, Mutiara Cinta Menyejukkan Untuk Sesama Kaum Muslimin
Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.
Hari itu, Madinah mengenang masa saat masih ada Nabi SAW. Tak ada pribadi agung yang begitu dicintai seperti halnya sosok Muhammad bin Abdullah.
Dan adzan Bilal, adzan yang tak bisa dirampungkan itu, adalah adzan pertama sekaligus adzan terakhirnya Bilal bin Rabah, semenjak Nabi SAW wafat.