fiksi

Cerpen Generasi Millenial: Harapan dalam Secangkir Cappucino

Minggu, 11 Juni 2023 | 06:55 WIB
Cerpen untuk anak muda yang berjudul 'Harapan dalam Secangkir Cappucino', penuh hikmah dan pelajaran ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pixabay))

Yang salah adalah jika aku memaksa keluar dari skenario yang Tuhan telah berikan.

Tuhan menciptakan gelisah untuk mengajari kita bersabar, bahwa semua yang kau tunggu mati-matian itu tak selalu datang.

Tuhan menciptakan getir untuk mengajari menjadi tenang dan mendidik jika semua tak berakhir bahagia.

Tuhan menciptakan duka untuk mengajarimu cara bersahabat dengan luka. Tuhan menciptakan kecewa untuk mengajarimu hidup tak melulu tentang jumawa.

Malam ini tekadku sudah bulat, buat apa lagi aku mengejar sesuatu yang tak menungguku? batinku.

Berhenti di tengah jalan tak pernah menjadi hal yang mudah bagiku. Tak pernah.

Tapi bagaimana saat orang yang sangat dekat dengan kita sekalipun tak lagi menunjukkan dukungannya terhadap pilihan kita?

Aku memang mampu berdiri sendiri, toh selama ini tak ada teman yang menemaniku dalam kesendirian. Namun, aku mengira mereka tak meninggalkanku.

Ternyata aku salah. Malam ini ada satu hal penting yang berusaha mengerti bahwa punggung ini kadang rapuh di pertengahan jalan berkat beban perasaan yang harus diangkat sendirian, oleh karena itu aku harus memutuskan sesuatu. 

“Kau benar Ji. Aku harus berhenti sampai disini. Mungkin Sandri tersiksa dengan beban yang yang aku tuntutkan padanya,” kataku pada Puji.

“Hahaha, Kau jangan terlalu baper. Bukannya kau enggak pernah nuntut apa-apa darinya? Bahkan kau enggak berharap jawaban dari pernyataan cintamu padanya.”

“Bukannya kau yang menyuruhku untuk berhenti?” tanyaku tak percaya dengan kata-katanya barusan.

“Aku bercanda, Bro. Mana mungkin aku tega ngeliat sahabatku menderita karena harus ngelupain orang tak mungkin bisa dilupakannya?”

“Maksudmu?”

“Iya, mustahil kau bisa ngelupain Sandri.”

Halaman:

Tags

Terkini