“Terima kasih sudah datang.” Rinjani tersenyum.
“Ada cerita apa hari ini? Kalau kamu pergi seorang diri, baru menghubungiku kemudian pasti terjadi sesuatu. Burnout lagi?” tanya Ratih langsung.
Rinjani mengangguk. “Burnout, capek banget rasanya,” keluh Rinjani.
Ratih kemudian membiarkan Rinjani untuk kembali tenggelam dengan pikirannya. Ia paham jika Rinjani terkadang hanya ingin ditemani dan akan bercerita jika sudah siap.
Sejak kecil, Ratih selalu menjadi telinga bagi setiap cerita Rinjani. Keinginan itu muncul saat Rinjani pertama kali menangis di depannya.
Katanya ayahnya selalu mengabaikan ceritanya sehingga ia tidak bisa leluasa bercerita. Sementara itu, ibunya pun tidak punya cukup waktu untuk mendengarkan cerita Rinjani karena sibuk bekerja.
“Rasanya aku tuh mulai kehilangan diri saya sendiri, Ratih. Bahkan terkadang aku merasa bahwa aku enggak berharga dan kalau aku enggak ada di dunia pun enggak ada ruginya,” kata Rinjani tiba-tiba.
“Tapi setidaknya aku punya kamu yang selalu menjadi pendengar. Setidaknya kalau aku kenapa-napa, kamu orang pertama yang akan tahu dan diinterogasi polisi,” lanjut Rinjani diakhiri candaannya.
“Maaf ya, selalu kamu yang mendengar masalah-masalahku, sedangkan aku tidak pernah mendengar masalahmu. Ditto tahu kamu ke sini?” tanya Rinjani kemudian.
Ratih mengangguk. “Ditto ikut ke sini. Dia juga khawatir saat aku kasih tahu kamu menghubungiku,” jawab Ditto.
Baca Juga: Cerpen Pendidikan Islam: Kisah Kejujuran Ahmad
Rinjani kemudian mencari keberadaan Ditto, suami Ratih sekaligus sepupunya itu. “Kenapa dia duduk di sana? Kenapa gak bareng aja?” tanya Rinjani setelah melihat Ditto duduk tak jauh dari mereka.
“Dia takut kamu enggak nyaman cerita, makanya agak menjauh. Ditto juga saranin buat nanti kamu pulang bareng kita,” kata Ratih.
“Aku bisa pulang sendiri,” jawab Rinjani pelan.
“Membiarkan kamu pulang dengan pikiran kosong? Duh! Enggak-enggak,” balas Ratih. “Oh iya, Ditto juga bilang kalau aku bisa menginap malam ini di kontrakan kamu. Buat dengerin semua masalahmu. It’s okay, jangan dipendam sendiri,” lanjutnya.