Baca Juga: Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Tingkah Laku Nilam yang Patut Dipertanyakan
"Tenang, yang penting kita mohon perlindungan kepada Allah. Habis sholat Ashar tadi kamu sudah baca almatsurat kan?" tanya Ali sembari mengingatkan kebiasaan yang sudah mereka rutinkan.
"Ssu-dah," jawab Salman masih dengan nada khawatir.
"Ya sudah, kalau baca doa itu harus yakin. Kalau masih ragu nanti doanya nggak mempan. Yang penting sekarang, kita cari kayu bakar saja di dekat-dekat sini dan kita lakukan dengan cepat, oke?" ajak Ali.
Salman mengangguk.
Mereka akhirnya berhasil mengumpulkan seikat kayu bakar.
Baca Juga: Sejarah Lahirnya Bahasa Indonesia: Asal Usul Bahasa Indonesia Jejak Linguistik di Nusantara
Akan tetapi, karena hanya mencari di mulut hutan, mereka hanya mendapat ranting-ranting kecil saja.
"Kak, ayo kita pulang. Anginnya kencang sekali, takut masuk angin," protes Salman.
Baru saja Salman berkata begitu, terdengarlah suara seperti seruling yang terdengar seperti ditiup asal-asalan.
FUUUUH...FUUUH...FFUUUUUUH...
"Ssu—suara apa itu Kak Ali? Jangan-jangan apa kata Bapak tadi benar." Salman mulai berpikir negatif.
Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu Tanda-tanda Disleksia pada Anak: Peran Orang Tua dalam Mendukung Membaca
Dirinya mulai menelan ludah.
"Ssst! Ayo cepat kita pulang!" kata Ali sambil menarik Salman yang tiba-tiba jadi membeku ketakutan.