fiksi

Masa kesendirian Aini, Titik Balik Menemukan Cinta yang Sebenarnya, Series Aini: Kebetulan

Jumat, 1 September 2023 | 13:30 WIB
Aini mencintai kehilangan dalam kesendirian (GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva)
GENMUSLIM.id- Pekan ini berbeda dari biasanya, Aini selama dalam kesendirian dan berproses mencintai kehilangan, dirinya menyibukkan diri dalam kajian pekan sebagai istirahat terbaik setelah hingar-bingar bingar pekerjaan yang seakan tidak berujung.
 
Kini ia tengah di satu kafe dengan gaya vintage menarik napas sebelum mendorong pintu bertuliskan ‘push’. Sepanjang jalan, entah kenapa semua berputar semua kejadian kesedihan yang telah ia lewati, perjuangan di titik merelakan dan berproses mencintai kehilangan hingga kesendirian menjadi teman baik.
 
Sepertinya tarikan napas itu belum mampu menenangkannya, kembali kaki itu mundur ke luar. Aini takut tentang akhirnya ia lagi-lagi harus mencintai kehilangan dalam kesendirian, padahal saat ini kondisi tengah damai tanpa air mata.
 
 
Terbayang ia melihat saat masa tangisan di setiap malam seolah menjadi teman dinding untuk bicara, kesendirian yang seolah memaksa setiap waktu hanya sekadar setetes air mata. Masa di mana mencintai kehilangan begitu sulit baginya.
 
“Aini dimana?” begitulah akhirnya telepon berbunyi setelah hampir lima kali Aini memutuskan bolak balik memegang gagang pintu dan keluar.
 
“Sebenernya udah nyampe dari tadi ustadzah…”
 
“Kenapa gak masuk? Di ruangan ujung, tanya pelayannya aja. Nanti dianterin”
 
“Iya tadzah” Aini hanya bisa mengiyakan dengan baik apa yang diucapkan ustadzahnya dengan masuk ke dalam kafe dan berjalan menelusuri tempat yang dimaksud.
 
Ruangan itu tertutup berada di ujung lorong, sesuai apa yang diharapkan Aini. Baginya hal ini amat sangat harus dijaga dan ia yakin betul Murobbinya lebih memahami hal ini dibanding dirinya.
 
 
“Assalamu’alaikum…” tubuh Aini seketika membeku, pun sama dengan yang dilihatnya. Mata mereka bertemu seakan tidak percaya dan memikirkan bahwa ini hanya mimpi.
 
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh…”
 
“Aini, naik apa ke sini?”
 
“Motoran Tadzah”
 
“MasyaAllah”
 
Pandangan Aini tertunduk, kedua laki-laki yang tak asing baginya. Rio dan Angga, siapa gerangan yang merupakan orang yang akan menjalani prosesnya.
 
Murobbinya mengenalkan Aini dan pun sebaliknya perantara mengenalkan.
 
“Kenalin Aku Angga, salam kenal” Benar saja, Aini memikirkan apakah ini doa anak-anak kantor yang dikabulkan Allah. Memang lebih dari 40 orang setelah dipikirkan Aini.
 
Obrolan berlanjut kepada perkenalan dasar dan pertemuan awal saja. Seusainya Angga duluan pulang bersama Murobbi dan Rio.
 
“Ustadzah, Angga temen sekantor Aini sebenernya dan dia laki-laki yang dijodoh-jodohkan sama Aini di kantor”
Murobbinya tersedak karena mendengarkannya sembari minum, bukan hanya ia yang kaget, melainkan suaminya juga sempat berekspresi kaget.
 
“Gak ada kebetulan yang bukan sebab Allah. Pasti ada tujuan yang sudah sesuai skenario-Nya”
 
Ucapan itu melekat dalam kepala Aini sepanjang perjalanan di atas motor. Seakan semuanya benar berputar, baru saja beberapa waktu lalu ia menahan tangis di atas motor, sekarang ia tengah menahan tanya tentang yang terjadi beberapa waktu lalu.
 
Aini membaringkan diri di atas tempat tidurnya, membuka kembali drive di hp yang berisi semua hal yang terkenang dalam foto dan vidio. Folder dengan nama “Bakal aku hapus kok” seolah mengalihkan pandangannya.
 
Banyak vidio dan foto kebersamaan dengan Bagas yang terpatri di folder itu, belum lagi beberapa obrolan lucu dan serius di screenshoot menjadi foto.
 
Aini sesekali tersenyum dengan semua kejadian, teringat Bagas yang dahulu sering meneror paginya hanya supaya ia tidak tidur di pagi hari semasa kuliah memasuki babak penyusunan skripsi.
 
 
Herannya, Aini mengurangi jatah begadangnya supaya ia tidak mengantuk dan it berlangsung 40 hari stelah diberitahukan Bagas. Dengan pedenya ia mengatakan bahwa Aini akan terbiasa tidak tidur pagi lagi.
 
Aini mengaminkan hal itu dan kebiasaan lebih cepat tidur supaya lebih cepat bangun sekarang ia ilhami.
 
Dan masih banyak kisah yang terpatri dalam folder itu, di akhir ia memikirkan apa saatnya folder itu benar ia hapus atau hanya akan sellau bayang Bagas yang tercetak tebal pada bait kehidupannya.
 
Tiba-tiba jarinya berhenti dan sau foto bersama seorang yang ada juga di tempat yang sama tadi.
“Rio kaget gak ya, kuharap dia baik-baik aja” ***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Tags

Terkini