Masa kesendirian Aini, Titik Balik Menemukan Cinta yang Sebenarnya, Series Aini: Problematika Jomblo

Photo Author
- Selasa, 29 Agustus 2023 | 14:00 WIB
Aini belajar mencintai kehilangan dari kesendirian  (GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva)
Aini belajar mencintai kehilangan dari kesendirian (GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva)
  GENMUSLIM.id- Sepulang dari rumah sakit, Aini menjaga pola makan dan tidurnya, serta mengatur stress yang ada dalam dirinya, karena hanya memikirkan kesendirian dan mencintai kehilangan tak usai itu terus. Sudah hampir satu bulan dari ia dipulangkan RS.
 
Aini kadang habis pikir, burung di sarang saja tidak pernah mengkhawatirkan apa-apa yang akan terjadi pada sarangnya saat ditinggalkan, sementara kesedihan yang kadang kekhawatirannya akan rasa kesendirian pun belum pasti, tetapi selalu saja memperburuk keadaan.
 
 
Namun semuanya begitu sedih dengan begitu sangat, seperti Aini sekarang. Kesendirian aini dituangkan ke dalam naskahnya, semua merasakan kesedihan itu, kecuali Sanisan yang memandang jahil Aini sepanjang koridor kantor menuju kantin untuk makan siang.
 
Kebetulan Aini dan Sanisan hanya berdua makan dan menyampaikan apa yang ada di benaknya sedari rapat, tentang yang dibuat oleh Aini adalah ‘Based on true story’, sebab sudah sangat curiga Sanisan membaca naskah tentang kesendirian dan mencintai kehilangan itu adalah kisah Aini sendiri.
 
“Modifikasi sedikitlah, nama lokasi kek, gak bahaya tah?”
 
Tawa Sanisan menggelegar hampir seruangan sebelum pada akhirnya, anak baru hadir meminta izin bergabung di mejanya karena saat itu memang jam-jam makan siang padat, semua meja penuh oleh manusia yang kelaparan dan mengejar jam Ishoma.
 
 
“iya silakan!” ucap Aini padanya.
 
Obrolan Sanisan menjadi terhenti dan Aini tersenyum licik ke arahnya, perlahan senyum itu mengarah kepada senyum yang meremehkan dan dibalas tatapan maut Sanisan seperti mengintimidasi lebih ke mengancam.
 
Anak baru----Angga merasakan kurang nyaman apabila mengikuti keinginan hatinya, terlebih sebenarnya ia baru melihat Aini dan belum pernah bicara meskipun satu tim bahkan meja meraka berdekatan.
 
Sanisan sendiri pernah diajak ngobrol Angga karena menanyakan lokasi shooting, setelahnya tidak ada lagi interaksi. Bagaimana tidak merasa tidak nyaman apabila kondisi awal mereka bicara panjang dan hadirnya membuat keduanya membisu.
 
Aini menangkap sinyal ketidaknyamanan tersebut dan mengajaknya mengobrol dengan berkenalan, tetapi Angga menjawab dengan cukup singkat yang membuat Aini bingung kembali mencari topik dan memilih diam. 
 
Hanya butuh kurang lebih 10 menit, Angga selesai makan dan pamit pergi duluan. Aini heran ia tidak risih atau rungsing dengan kesendirian dalam melakukan segala aktivitas.
 
 
Berkaca pada diri sendiri, nampaknya akan seperti kuyang yang berjalan ke sana ke mari mencari mangsa pesugihan apabila tidak bertemu maupun interaksi dengan manusia selama satu harian saja.
 
Sanisan yang melihat Aini bingung mengikuti pandangan ke arah Angga membuat ia paham apa yang tengah dipikirkan sahabatnya itu, ia kemudian menjelaskan bahwa Angga memang tipikal yang cukup dengan dirinya sendiri.
 
“Gak kayak kita yang rame kayak orang sekampung” Sanisan tertawa pelan.
 
“Hati-hati, tau sendirikan orang kantor gimana. Jangan keliatan banget memerhatikan Angga, terakhir penasaran sakit hati loh!”
 
“Mulutnya. Gak sebab penasaran padahal yang terakhir tuh”
 
Aini dan Sanisan kembali ke kantor usai sholat dan makan, Aini kembali ke dalam renungan kesendirian dan prosesnya menuju mencintai kehilangan.
 
Bukan tanpa sebab, ia akhirnya mengiyakan tawaran sang murobbi untuk melakukan proses pengenalan yang pada akhirnya menghasilan tidak cocok, ia lama berpikir sampai di titik Sanisan memberikan pencerahan kepadanya tentang Aini yang belum selesai dengan rasanya.
 
Rasa itu memengaruhi dirinya dalam berpikir dan bertindak terhadap orang baru. Benar , ia harus merubah dulu rasa yang ada dan meninggalkan semua nya menuju mencintai kehilangan.
 
Dalam ketetapan Allah harus ada keyakinan besar di dalam hati bahwa semua akan indah dalam waktunya, hanya kadang kala ia salah melihat sudut pandang saja.
 
Aini dalam kesendirian terus berpikir akan apa yang ia alami saat ini, akhirnya usaha selanjutnya ia memasukkan proposal sambil berintrospeksi diri akan apa yang menjadi isi hati dan pikirannya.
 
Kemarin, ia berpikir mungkin orang baru dapat membuat cinta baru, tetapi semua saat dijalani adalah suatu hal yang justru berbuah kebingungan.
 
“Ai, Kamu cocok deh sama Angga” seorang teman satu tim tiba-tiba berkata demikian. Aini hanya mengernyitkan dahi dan saat itu hanya ada dirinya dalam ruangan, sedangkan Angga sedang keluar mensurvey tempat.
 
“kok bisa si, mulut berasa kayak petir. Mas Rio, jangan ngasal ngomong, tau sendirikan di kantor gimana orang-orang suka jodoh-jodoh-in. Nanti Angga gak nyaman”
 
Aini hanya bisa memperingati hal tersebut, tetapi justru semakin jadi menjodoh-jodohkan hanya di depan Aini. Angga tidak tahu sama sekali akan hal itu, justru Aini geram ketika ada angga di kantor, ia membenci hanya ia yang tau kode dan ketawa orang-orang.
 
Waktu shooting tiba, proyek yang dinanti selama berbulan-bulan. Hal ini dapat membuat Aini fokus dengan kehidupan nyatanya tanpa memikirkan rasa yang ada di hati, baik kesendirian maupun mencintai kehilangan.
 
Saat makan malam bersama seseorang menyuruh Aini memberikan minum kepada Rio, karena ia malas untuk beranjak, Aini menitipkan minum itu ke mas Rio.
 
“Rio ini minum dari Angga” semua orang bersorak mendengar itu, sampai ada yang menyeletuk
 
“Rio, kasih yang ke berhak” seketika Rio berjalan menuju Angga dan memberikan minum itu ke Angga.
 
“ke sini kan” ujar Rio. Semua bersorak memberikan kata cie kepada Angga dan tentunya ia bingung
 
“kok aku?”
***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X