Masa kesendirian Aini, Titik Balik Menemukan Cinta yang Sebenarnya, Series Aini: Masa

Photo Author
- Rabu, 30 Agustus 2023 | 17:45 WIB
Mencintai kehilangan dalam kesendirian, Aini memulai kembali (GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva)
Mencintai kehilangan dalam kesendirian, Aini memulai kembali (GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva)
GENMUSLIM.id- Aini pagi ini kembali datang lebih cepat dari yang lainnya, kesendirian dan proses mencintai kehilangan butuh waktu yang produktif dalam setiap harinya.
 
Datang lebih cepat dengan belum ada orang di kantor membuat Aini memiliki ruang kesendirian dirinya sehingga ia dapat mengurai hal-hal apa yang telah dan akan dilakukannya untuk mencapai titik mencintai kehilangan.
 
Setiap pagi biasa ia lakukan di meja makan, tetapi kali ini tidak bisa dilakukannya, sebab meja makan hanya akan mengingatkan kepada Bagas yang dahulu sering mencoba masakannya. Cukup kesendirian berteman mencintai kehilangan yang ia upayakan, sebab menghilangkan perasaan di hati adalah kuasa pemilik hati.
 
 
Tebakan Aini tidak tepat saat itu, karena di kantor ternyata sudah duduk seseorang yang beberapa hari lalu seakan menolak mentah-mentah dirinya, meskipun ia tidak berharap sama sekali dan nyaman dengan kesendirian yang tercipta.
 
Meskipun begitu, ungkapan “kok aku?” seakan sangat menyakiti Aini, terlebih dia hanyalah korban tradisi yang tercipta oleh teman sekantornya yang tidak tahu bahwa ia sendir tengah berproses mencintai kehilangan dan bergalau dalam kesendirian.
 
Boro-boro mencari pasangan, kesendiriannya sudah seperti pacar baginya, kemanapun ikut dan dirasakan. Setiap sudut jalan seolah menjadi ujian kenangan dalam mencintai kehilangan.
 
“Hai Angga, selamat pagi” ujar Aini kepada seseorang di sebrang meja sebelahnya tengah asik mengetik beberapa hal yang diyakini Aini adalah bahan briefing nanti siang sebelum menuju lokasi shooting.
 
 
Kantor dengan desain simple dan dominan abu dan vintage itu seakan hanya memiliki satu manusia dan satunya jin. Tidak ada jawaban yang cukup membuat Aini kesal dengannya. Akhirnya Aini memilih membiarkan Angga dan memilih uduk sembari menggunakan headset.
 
Tidak lama kemudian tim lain datang satu persatu melihat pemandangan kedua orang yang beberapa hari ini hangat diperbincangkan, beruntung AIni tidak mendengar apa pun dari mereka karena volume yang cukup besar didengarkannya.
 
Orang-orang semakin asyik dengan stigma tentang yang sebenarnya bahwa Aini dan Angga benar ada apa-apa. Hal ini membuat Aini merasa cukup risih akan hal itu, terlebih Angga justru bersikap acuh kepadanya walaupun di dalam kondisi berkepentingan.
 
“Ya…biasa aja, orang makin suka kalau kamu memberikan respons Ai”
 
“Makasi loh, kayak dikasih pintu sama singa yang ngejer aku tuh denger omonganmu” Sanisan tersenyum kuda melihatkan susunan gigi rapinya, sebab awal mula perjodohan ini darinya dnegan hanya alasan yang bagi Aini cukup konyol.
 
“Kalian tuh jokes-nya sama Ai” saat Aini mendengar hal tersebut hanya bisa menganggap tidak percaya akan hal tersebut bahkan hampir saja Sanisan berakhir menjadi Sanisan guling untuk dihidangkan satu kantor.
 
“Makin dipikir semakin gila memang yang ginian…” belum selesai Aini bicara, tiba-tiba teleponnya berbunyi menandakan ada seseorang yang menunggu jawabannya di sini.
 
“Asslamu’alaikum. Halo Us…. Ya. Baik Us, berarti di harinya saling kabar aja” Aini menutup telepon, wajahnya seketika berubah ekspresi menandakan ada sesuatu yang ganjil di pikirannya usai menerima telepon.
 
“Why Sister? What do you think?” Aini menatap lekat mata Sanisan yang terlihat sekali penasaran akan hal tersebut sebelum ia mengatakan sesuatu.
 
 
Sepertinya Aini tidak mampu berkata sendiri dan ia menunjukkan layar hp dengan isi bagan pesan bersama Murobbinya. Pada akhir bagian ada file masuk dengan nama “CV Ta’aruf” dan Sanisan pun ikut seperti Aini yang tak berekspresi.
 
“MasyaAllah, Astagfirullah…” dua zikir yang bisa dikatakan Aini akhirnya yang segera tertunduk ke arah meja. Hidangan makan siang seolah dengan cepat tidak begitu menarik lagi dan keadaan seolah mendukung dengan tim Aini harus briefing.
 
Aini memutuskan membungkus makanannya. Sebelum berpisah dengan Sanisan, ia hanya memberikan pesan pada sahabat yang ia tahu benar sedang sibuk berdamai, mencintai kehilangan dalam kesendirian ciptaannya sendiri.
 
Aini tersenyum dengan pesan Sanisan yang ia yakini akan sangat membantu dan juga ia akan menjadi saksi semua hal yang beberapa waktu akan memberatkan kepalanya. ***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X