Mendapat surat dan sebuah pena yang selalu tersimpan setiap pagi di meja teras rumahku. Tidak ada nama pengirim atau identitas apa pun yang makin membuatku kebingungan.
Si pengirim hanya mengatakan bahwa dia mengagumiku sebagai seorang penulis dan dia mengaku sebagai salah satu pembaca setiaku.
Baca Juga: Meminjam Barang Jadi Mencuri, Cerpen Cita Nino: Tak Bilang, Berakhir Hilang
Aku memang suka menulis di sebuah blog, aku melakukannya untuk mengisi waktu luangku jika tidak sedang bekerja.
Aku bekerja sebagai penjaga perpustakaan kota yang tak jauh dari tempat tinggalku.
Awalnya aku tidak menghiraukan dan menganggap itu sebagai hal yang wajar.
Namun, sudah dua kali aku mengalami hal ini dan itu artinya wajar jika aku penasaran dan mulai ingin tahu siapa yang mengirimiku semua ini.
Baca Juga: Makanlah Setelah Pulang Sekolah, Cerpen Cita Nino: Pulang, Tidur, Bangun dan Mama Suruh Makan
Bagaimana si Pengagum Rahasia itu bisa tahu rumahku? Apakah dia orang yang mengenalku di kehidupanku?
Setelah sampai di perpustakaan kota seperti biasa aku mulai bekerja menjalankan tugasku.
Menyalakan komputer yang biasa digunakan pengunjung untuk mengisi data pengunjung perpustakaan, merapikan buku-buku di rak perpustakaan, dan melayani setiap pengunjung yang datang.
Semua kegiatan itu aku lakukan dengan senang hati. Karena tentu ini adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagiku.
"Hai, Mbak Senja. Gimana kabarnya, Mbak?"
"Eh, Mas Saril. Baik, Mas. Seneng, ya, ketemu lagi terakhir dateng ke perpus minggu lalu, ya?"
"Iya, soalnya memang lagi sibuk akhir-akhir ini. Lagi sibuk latih anak-anak yang mau tanding beberapa bulan lagi."