Duka dan tawa datang silih berganti dalam kehidupan. Kadang hari ini tertawa, bisa jadi besok ternyata menangis atau sebaliknya.
Kesedihan dan duka yang dialami setiap orang tentu tidak sama dan berbeda. Apa yang diangap kesedihan oleh seseorang belum tentu diangap kesedihan oleh yang lain.
Namun, kadang duka dan kesedihan yang dialami sering membuat seseorang kesulitan dan merasa kalau hidupnya tidak sebahagia orang lain.
Seperti tergambar dalam puisi di bawah ini yang berjudul Sepiring Duka Kita Santap Berdua.
Sepiring Duka Kita Santap Berdua
Hari itu adalah hari yang cukup mendung untuk kita
Hujan jatuh begitu deras
Jatuh membasahi aku dan dirimu di teras
Setelah kemarin hari yang begitu cerah dan membuat kita tertawa keras
Tiba-tiba hari ini hujan datang
Mengguyur tubuhku dan tubuhmu
Menggigil dalam kedinginan yang begitu membekas dan tak mau lepas
Aku menangis keras
Ingin marah pada hujan
Sementara dirimu malah bilang
Biarkan saja hujan turun
Kita nikmati saja
Di hadapan aku dan dirimu sepiring duka sudah tersaji
Membuatku nyaris ingin mati
Kelaparan
Tak ada makanan selain sepiring duka yang ada dihadapan
Apa tidak ada pilihan lain?
Kenapa?
Aku bertanya dan kamu hanya diam tetap tenang dengan sepiring duka di antara kita
Katamu ini bagian dari hidup
Yang akan selalu begitu