GENMUSLIM.id- Salima sedang bersedih di kamarnya. Wajahnya dia benamkan ke bantal untuk meredam suara tangisnya agar tidak terdengar oleh orang lain.
“Ya Allah, aku rindu ibuku. Izinkan aku bertemu dengannya walau hanya dalam mimpi,” doa Salima dalam hatinya.
Akan tetapi, hingga Salima terlelap malam itu dan bangun di pagi harinya, Salima tidak memimpikan sang Ibu.
Pagi itu, perasaan Salima pun masih kacau balau dan ia tidak mau berangkat ke kampus.
Ia masih belum siap untuk menjalani hari seperti biasa.
Masalah demi masalah muncul silih berganti, terutama soal keuangan dan soal perasaannya. Ia hanya bisa duduk di kursi makan.
“Kenapa kamu melamun Salima?” tanya Bapaknya.
Salima hanya melirik Bapak sebentar dan kembali tertunduk lesu. Dia bingung bagaimana menyampaikan soal tagihan biaya kuliahnya yang sudah mau setahun belum dibayar.
Semenjak kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Salima, Ibu meninggal dan kaki Bapak diamputasi sebelah sehingga tak dapat lagi bekerja sebagai Satpam.
Padahal tempat bapaknya bekerja dulu merupakan perushaan terkenal, sehingga walaupun hanya menjadi satpam, penghasilannya cukup besar.
Namun, tabungan sang ayah kini habis setelah membiayai operasi kaki dan juga pemakaman Ibu, sedangkan kini Bapak masih belum mendapatkan lagi pekerjaan.
“Salima! Jangan diam saja, bicara sama Bapak!” tegur Pak Dedi tegas dengan nada yang tetap dipertahankan rendah.