fiksi

Kilas Balik Semangat Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945 Melalui Puisi Generasi Gelanggang

Jumat, 4 Agustus 2023 | 13:45 WIB
Cover Buku Tiga Menguak Takdir karya bersama (Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Asrul Sani) (GENMUSLIM.id/dok: Ipusnas "Tiga Menguak Takdir)
GENMUSLIM.id,- Kemerdekaan Indonesia yang jatuh di Jumat, 17 Agustus 1945 merupakan sejarah besar bangsa Indonesia. 
 
Bukan hanya perang angkat senjata, tetapi pada masa itu para akademisi, politikus, kaum muda dan tua, bahkan sastrawan punya andil besar dalam semangat juang kemerdekaan Indonesia.
 
Banyak pula karya sastra yang lahir dengan kobaran semangat perjuangan untuk menuju kemerdekaan Indonesia.
 
Tanpa terkecuali puisi, banyak sekali kobaran kemerdekaan Indonesia yang menghiasi sastra Indonesia di masa itu.
 
 
Generasi gelanggang yang tak takut akan perang, menyiapkan banyak strategi semangat agar terus berkobar, salah satunya melalu puisi.
 
Tokoh-tokoh yang terlibat juga bukan main-main, meski jalannya berbeda, namun memiliki tujuan akhir yang sama. 
 
Tiga di antara banyaknya sastrawan, ada Chairil Anwar, Rivai Apin dan Asrul Sani yang pada akhirnya membuat buku dengan judul "Tiga Menguak Takdir,"
Berisikan banyak puisi, bukan hanya kemerdekaan Indonesia, amat sangat banyak tema yang diangkat tetapi mari kita simak puisi yang memiliki semangat kemerdekaan Indonesia.
 
1. Karawang Bekasi Karya Chairil Anwar
 
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
 
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?
 
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
 
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakbKami mati muda
 
Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
 
Kami sudah coba apa yang kami bisa
 
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
 
Kami cuma tulang-tulang berserakan
 
Tapi adalah kepunyaanmu
 
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
 
 
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
 
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
 
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
 
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
 
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
 
Menjaga Bung Karno
 
menjaga Bung Hatta
 
Menjaga Bung Sjahrir
 
Kami sekarang mayat
 
Berikan kami arti
 
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
 
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
 
2. Kebebasan Karya Rivai Apin
 
Di atas hancuran tembok yang kuruntuhkan
 
Berdiri aku atas kuda putihku, gaya dan jaya
 
Di hadapanku menghampar padang dan bukit
 
Dengan lengkungan langit yang membuatku lapar ruangan.
 
Lalu dadaku memberikan ruang
 
Bagi jantung yang memukul berdentangan
 
Memancarkan darah yang dia degap degupkan
 
 
 
3. Elegi Jakarta l Karya Asrul Sani
 
Pada tapal terakhir sampai ke Yogya,
bimbang telah datang pada nyala
langit telah tergantung suram
Kata-kata berantukan pada arti sendiri
 
Bimbang telah datang pada nyala
dan cinta tanah air akan berupa
peluru dalam darah serta nilai yang bertebaran sepanjang masa
bertanya akan kesudahan ujian
mati - atau tiada mati-matinya
 
O Jenderal, bapa, bapa
tiadakah engkau hendak berkata untuk kesekian kali ataukah suatu kehilangan keyakinan hanya akan tetap tinggal pada titik-sempurna dan nanti tulisan yang telah diperbuat sementara akan hilang ditiup angin ia berdiam di pasir kering
 
O Jenderal, kami yang kini akan mati
tiada lagi dapat melihat kelabu
laut renangan Indonesia
 
O Jenderal, kami yang kini akan jadi
tanah, pasir, batu dan air
kami cinta kepada bumi ini
 
Ah mengapa pada hari-hari sekarang , matahari sangsi akan rupanya, dan tiada pasti pada cahaya yang akan dikirim ke bumi
 
Jenderal, mari jenderal mari jalan di muka
mari kita hilangkan sengketa ucapan
dan dendam kehendak pada cacat keyakinan engkau bersama kami, engkau bersama kami
 
Mari kita tinggalkan ibu kota
mari kita biarkan istri dan kekasih mendoa
mari jenderal mari sekali ini derajat orang pencari dalam bahaya mari jenderal, mari jenderal, mari....***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
 

Tags

Terkini