GENMUSLIM.id- Chairil Anwar merupakan penyair angkatan 45 yang pada masanya mengubah cara pandang para sastrawan terhadap karya sastra terutama puisi.
Puisi perjuangan sarat akan ciri khas Chairil Anwar dalam karya-karyanya, karena penuh akan pengobaran semangat yang sesuai dengan kondisi saat itu.
Kemunculan Chairil Anwar sangat mencuri perhatian sebab keberanian kata-kata dan juga bentuk baru dari puisi selepas dari masa Pujangga Baru.
Chairil Anwar yang dijuluki juga ‘si Binatang Jalan’ diambil dari bait salah satu puisinya. Terlepas dari itu semua, tidak jarang orang-orang tidak mengetahui puisi romantis karya Chairil Anwar.
Puisi romantis karya Chairil Anwar sangat menyayat hati, serta relate degan kisah-kisah percintaan anak muda sekarang. Salah satunya yang berjudul “Cintaku Jauh di Pulau” mengisahkan kisah cinta jarak jauh.
Kesedihan itu disempurnakan dengan penutup puisi yang bicara tentang ajal yang akan ditemui lebih dulu dari salah satu dari pasangan tersebut. Berikut puisinya.
Cintaku Jauh di Pulau
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri.
Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.