Di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertahta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
Kalau ‘ku mati, di mati iseng sendiri
Hubungan jarak jauh sangat tergambar jelas dalam bait puisi yang tertuang di dalamnya.
Terlepas dari semua itu, jenis puisi yang dimiliki atau tema apa yang diangkat oleh Chairil Anwar, beliau terus melegenda dari masa ke masa. Meskipun usianya di dunia terbilang muda, tetapi ia abadi.