GENMUSLIM.id - 'Membaca Shalawat di Kampong Haji' adalah sebuah puisi yang ditulis oleh Taufik Ismail gelar Datuk Panji Alam Khalifatullah, seorang sastrawan, penyair, dan budayawan ternama Indonesia.
Puisi ini menggambarkan tentang momen keheningan dan kekhusyukan saat membaca shalawat di suatu tempat bernama "Kampong Haji".
Puisi ini menunjukkan kedalaman pemikiran dan perenungan Taufik Ismail tentang momen-momen keagamaan dan spiritual.
Ia menggunakan bahasa yang indah dan penuh makna untuk menggambarkan perasaan dan pengalamannya saat membaca shalawat.
Berikut puisi karya Taufik Ismail yang berjudul 'Membaca Shalawat di Kampong Haji'.
Tatkala Kusambut Subuh dari Kusinya
Dan langkah pertama kutancapkan di Tanah
Hati ini sudah lebih dulu tiba
Sebuah Surau kecil berkarat
Tempat berhenti waktu di atas sajadah
Orang-orang di sana mengenalku
Sebagai musafir yang meninggalkan kota
Sebagai penyeberang
Mendaki atau menyusuri gunung
Kusambut kedatangannya
Dan langkah pertama kutancapkan di Tanah
Hati ini sudah lebih dulu tiba
Sebuah Surau kecil berkarat
Tempat berhenti waktu di atas sajadah
Orang-orang di sana mengenalku
Sebagai musafir yang meninggalkan kota
Sebagai penyeberang
Mendaki atau menyusuri gunung
Kusambut kedatangannya
Baca Juga: Cerpen Ayah: Secangkir Kopi, Kenangan Sederhana Biasanya Lebih Bermakna
Dengan tenang dan senyum
Begitu pun aku mengamati
Wajah-wajah mereka
Aku di dalam gelombang hidup
Mereka di derasnya Sungai
Dan kita semua tergiring kepadaNya
Sebelum ke jalan-jalan besar yang ramai
Mereka di dalam Kening itu
Ku di dalam gelombang jiwa
Waktu mewarnai segalanya
Aku datang ke Kota
Kota Mekkah ini
Aku di sini adalah sekadar Nama
Mereka adalah siratan, ajaran
Kisah yang ditabur di setiap langkah
Dan perjalanan kita adalah
Merupakan ekspresi dari sebuah bait
Dengan tenang dan senyum
Begitu pun aku mengamati
Wajah-wajah mereka
Aku di dalam gelombang hidup
Mereka di derasnya Sungai
Dan kita semua tergiring kepadaNya
Sebelum ke jalan-jalan besar yang ramai
Mereka di dalam Kening itu
Ku di dalam gelombang jiwa
Waktu mewarnai segalanya
Aku datang ke Kota
Kota Mekkah ini
Aku di sini adalah sekadar Nama
Mereka adalah siratan, ajaran
Kisah yang ditabur di setiap langkah
Dan perjalanan kita adalah
Merupakan ekspresi dari sebuah bait
Baca Juga: Kritik Penjagaan Alam: Puisi Ini Mempertanyakan, Sudah Sampai Manakah Terjaga? Atau Justru Terjagal Sudah?
Cinta, juga derita
Oleh Ia yang dikenal dengan sifatnya
Pemberi Rezeki
Ku selalu takut ketemu
Namun keadaan membawa diri untuk ketemu
Ketemu dan membacakan shalawat
Ketika Senja melabuhkan rindunya
Tatkala Aku
dan Tempat itu
Berbincang dalam Waktu
Cakrawala
Kian bergeser
Namun Hatinya tetap utuh di sana
Ketika Surau Kecil itu menanti
Untuk duduk dan berteduh
Kurang begitu tepat
Cinta, juga derita
Oleh Ia yang dikenal dengan sifatnya
Pemberi Rezeki
Ku selalu takut ketemu
Namun keadaan membawa diri untuk ketemu
Ketemu dan membacakan shalawat
Ketika Senja melabuhkan rindunya
Tatkala Aku
dan Tempat itu
Berbincang dalam Waktu
Cakrawala
Kian bergeser
Namun Hatinya tetap utuh di sana
Ketika Surau Kecil itu menanti
Untuk duduk dan berteduh
Kurang begitu tepat
Baca Juga: Puisi Bertemakan Islami Karya EMHA AINUN NADJIB: KETIKA ENGKAU BERSEMBAHYANG
Atau tidak relevan
Ketika ini adalah pelabuhan terakhir
Yang kualami di Bumi
Atau tempat beristirahat sementara
Untuk
Pergi lagi
Itu adalah semacam perasaan saja
Sebagian rindu, sebagian pula kelam
Sebagian pula
Berubah menjadi getaran yang
Tak kutahu
Hanya karena niat
Hanya karena jiwa
Mungkin karena
Aku membaca shalawat
Di Kampong Haji. ***
Atau tidak relevan
Ketika ini adalah pelabuhan terakhir
Yang kualami di Bumi
Atau tempat beristirahat sementara
Untuk
Pergi lagi
Itu adalah semacam perasaan saja
Sebagian rindu, sebagian pula kelam
Sebagian pula
Berubah menjadi getaran yang
Tak kutahu
Hanya karena niat
Hanya karena jiwa
Mungkin karena
Aku membaca shalawat
Di Kampong Haji. ***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.