Mama akhirnya mengajak papa dan Nino duduk di ruang tamu. Sesampainya di sana keduanya hanya memandangi saling pandang menebak apa yang akan dilakukan mama.
Baca Juga: Cerpen Muslimah: AdaNya Selalu
Mama membuka saluran televisi yang menampilkan kebakaran lahan gambut di mana-mana, terutama daerah Sumatra.
Papa hanya mengangguk tanda paham arah pembicaraan mama, sedang Nino masih menerka apa yang tengah diberitahukan mama.
"Mereka butuh hujan, Nak," ucap mama pada akhirnya.
"Hujan itu nikmat ma ya..."
"Betul. Udah doa belum papa dan Nino?"
"Allahumma Shoyyiban Nafi an,"ucap Papa dan Nino bersamaan.
Papa dan Nino saling pandang kembali dan tertawa kecil, lebih menertawakan diri sendiri yang sedari tadi lupa tentang hujan yang sebenarnya kasih sayang Allah kepada bumi.
Dari hujan diturunkan air untuk kehidupan makhluk, tidak hanya tanaman, manusia pun juga terbantu dengan hujan.
Belum lagi fenomena kabut asap yang beberapa saat ini cukup menaikkan polusi, Papa dan Nino semakin merasa lupa bersyukur akan hal tersebut saat Mama menjelaskan banyak hal tersebut.
Baca Juga: Cerpen Series Muslimah: Berawal Dari Benci Halimah dan Dauna Menjadi Sahabat Sejati Tak Terpisahkan
Belum lagi banyak yang sakit karena polusi udara, sedang mereka tidak turun-turun hujan. Papa dan Nino seketika beristighfar.
Mama sebenarnya bangga dengan sikap keduanya, tapi sedikit lucu melihat ekspresi keduanya.
"Tapi maa...kadang kalau hujan buat orang yang jualan es gitu gak laku. Belum lagi kalau terlambat ke sekolah atau kantor disebabkan naik motor."