Aisyah menerima uang pemberian perempuan itu. Ibu Kinar adalah pelanggan setia Aisyah, seorang perempuan yang berprofesi sebagai penjahit.
Bu Kinar tinggal hanya berdua dengan suaminya, dia belum memiliki anak. Kadang perempuan itu memang selalu terlihat ceria dan bahagia, tetapi tidak ada yang tahu bahwa mungkin ada luka dan kesedihan yang dia rasakan.
"Bu, kok, muka Bu Kinar pucat gitu? Ibu sakit?" tanya Aisyah sedikit khawatir melihat raut wajah perempuan itu.
"Iya, agak enggak enak badan akhir-akhir ini, Syah. Mungkin kelelahan."
"Istirahat dan jangan lupa minum obat, Bu. Biar cepat sembuh," ucap Aisyah perhatian.
"Iya, makasih, ya. Kalau gitu ibu ke dalam dulu, ya, Syah. Makasih rotinya," ucap perempuan itu.
Aisyah mengangguk dan tersenyum. Gadis itu bersiap untuk mengayuh sepedanya dan kembali berjualan. Namun, belum sempat dia pergi terdengar suara yang membuatnya menoleh.
Dilihatnya Bu Kinar terjatuh di lantai. Aisyah berlari menghampiri perempuan itu dan menolongnya.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif Islami: Kisah Dermawan Kakek Toba dan Pelayat Saat Pemakamannya
"Ibu enggak papa? Ayo, saya bantu, Bu," ucap Aisyah membantu Bu Kinar berdiri dan memapahnya berjalan memasuki rumah.
Wajah perempuan itu yang makin pucat membuat Aisyah yakin bahwa keadaannya tidak baik-baik saja. Aisyah membantunya untuk berbaring di kursi ruang tamu.
"Bu, mau saya antar ke rumah sakit?" tanya Aisyah yang membuat perempuan itu menggeleng.
"Enggak papa, enggak usah. Ibu baik-baik saja, makasih sudah bantu tadi," ucap Bu Kinar tersenyum.
Aisyah mengangguk dan tidak lama setelah itu suami Bu Kinar datang. Setelah menjelaskan apa yang terjadi pada suami Bu Kinar, Aisyah memutuskan untuk pamit dan kembali berjualan.
Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, Aisyah mendapat kabar yang benar-benar membuatnya terkejut dan tidak menyangka.