Aku selalu ingat pesan Ibu yang selalu dia katakan padaku. Pesan yang begitu melekat dan disampaikan dirinya di hari ulang tahunku yang ke tujuh belas itu.
Ibu selalu berpesan, sebagai perempuan aku harus pandai menjaga diri dan terus belajar menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya.
Menjadi perempuan muslimah yang pandai menjaga diri juga perilaku di mana pun aku berada.
Itu pesan yang selalu Ibu sampaikan padaku dan selalu aku ingat sampai hari ini.
"Selamat ulang tahun, La. Aku sayang kamu," ucap seorang lelaki sembari membawakan kue ulang tahun dan membuatku sedikit terkejut.
Aku tersenyum ke arahnya. Dia adalah Arsan suamiku. Dia sama seperti Ibu tidak pernah lupa hari ulang tahunku.
Hari ini memang hari ulang tahunku yang ke-30. Namun, ada yang sedikit berbeda karena kali ini bukan kue buatan Ibu yang ada di hadapanku.
Aku hanya bisa mengenang Ibu dan kue buatannya yang selalu menjadi favoritku. Ibu sudah lama pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya.
Baca Juga: Cerpen Islami: Apa sih Manfaat Zakat untuk Orang yang Membayarnya? Ini Perumpamaannya!
Hanya memori dan kenangan seperti dalam foto ini yang aku miliki bersama Ibu.
"Makasih, Mas kue-nya."
"Sama-sama, meskipun ini bukan kue buatan Ibu aku harap kamu bisa suka. Karena aku yang coba buat tadi malam," ucap Arsan terkekeh dan tersipu.
"Kamu buat kue?" tanyaku sedikit terkejut.
"Iya, dibantu anak-anak juga. Semoga enak, deh."
"Aku pasti suka, kok. Makasih, ya." Aku tersenyum dan memeluknya.
Aku mungkin merindukan Ibu dan kehadirannya di sisiku, dia adalah orang yang akan selalu memberiku cinta tanpa tapi. Apa pun akan dia lakukan untukku.
