"Oh boleh dengan senang hati. Saya tinggal enggak jauh dari pantai ini, mungkin lain kali kita bisa ketemu lagi. Salam kenal Mas Alex dan Mas Bima," ucap Ayana tersenyum ramah.
Alex dan Bima pun ikut tersenyum meskipun perasaan gelisah masih melekat pada Bima. Setelah itu Ayana pergi dan benar-benar meninggalkan Alex juga Bima.
"Kamu enggak seharusnya melakukan itu, Lex. Saya paham maksud kamu, tapi sampai kapan pun enggak akan ada yang bisa menggantikan posisi Una di hati saya. Sekalipun orang itu punya wajah yang mirip dengan Una."
"Saya enggak minta kamu gantikan posisi Una dengan siapa pun. Tapi saya cuma mau kamu menjalani hidup kamu kembali, Bim. Kehilangan itu memang menyakitkan, tetapi bukan berarti kamu harus berhenti menjalani hidup, kan? Hidup tetap berjalan, Bim."
"Kamu enggak bisa menyalahkan takdir ataupun laut yang indah ini atas apa yang terjadi sama kamu dan hidup kamu, Bim. Itu cuma akan buat kamu menderita sendirian. Enggak ada salahnya buat menerima semua itu dan memaafkan semua luka, enggak ada yang mudah tapi bukan berarti enggak bisa dicoba, Bim."
Alex menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu dan membuat Bima benar-benar tertampar dengan semua ucapannya. Apakah Alex benar? Dia terlalu pengecut.
"Maafkan semuanya, Bim. Saya yakin kamu bisa, oke?"
Bima mengangguk pelan dan tersenyum sebagai ucapan terima kasih pada sahabatnya. Mungkin ini saatnya dia bena-benar memaafkan semuanya. Kenangan, luka, dan laut yang menyakitkan baginya.
Baca Juga: Baliho Pilpres 2024 Gambar AHY dan Anies Baswedan diturunkan: Apa Model Saya Seperti Pengkhianat?
Bima akan menerima dan memaafkan semuanya perlahan.
"Jadi? Gimana Ayana menurutmu, Bim?"
"Dia perempuan baik kayaknya, tapi aku masih butuh waktu, Lex. Enggak secepat itu, oke! Sifat suka jodoh menjodohkan kamu itu bisa direm sedikit enggak, sih!"
Alex tertawa akhirnya dia bisa membuat sahabatnya itu bisa tersenyum kembali. Alex tahu, cinta Bima pada Una begitu tulus dan sahabatnya itu tak mungkin bisa melupakannya begitu saja.