GENMUSLIM.id- Rinjani ikut mengamati tulisan tangan tersebut. Tulisan itu memang terasa seperti tulisan yang ditulis dengan cepat bahkan buru-buru. Segera Tim Moving diminta untuk berkumpul.
Tim Moving segera mengitari meja untuk mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari Lawu.
“Dari 20 tulisan tangan ini, semuanya memiliki pola yang sama, yaitu tulisan yang tidak rapi, banyak kata yang tidak ditulis dengan benar, dan semua kertas kusut seperti diremas.” Lawu meremas kertas-kertas itu.
“Jika dibaca satu persatu, semua tulisan mengisyaratkan ketakutan dari penulis ini. Ia seperti memiliki ketakutan yang besar,” lanjut Lawu sembari membacakan tulisan-tulisan itu.
“Seseorang terus berbicara buruk tentangku dan menatapku penuh kebencian. Saat aku berjalan, aku dapat mendengar orang lain mengutukku. Aku tidak menyukainya sehingga aku menusukkan pisau agar orang itu diam.”
“Aku merasa seseorang memata-mataiku. Setiap aktivitas yang kulakukan diintai oleh orang lain.”
“Pasanganku berselingkuh, aku mendengarnya berbicara dengan perempuan lain.”
“Orang yang kucintai tiba-tiba memasakkan makan siang untukku, sepertinya dia menaruh racun agar aku segera mati.”
Baca Juga: Mengenal Isu Kesehatan Mental: Bagaimana Kesehatan Mental Ditinjau dari Perspektif Agama islam?
“Aku merasa diikuti tiap kali berjalan. Orang-orang itu berhenti mengikuti setelah aku melemparnya dengan batu.”
“Dan tulisan sejenis lainnya,” kata Lawu.
Anggota Tim Moving mengangguk-angguk paham. Mereka memiliki satu jawaban yang mungkin sama.
“Lalu menurutmu, apa yang dialami pelaku?” tanya salah seorang anggota Tim Moving.