Lukisan sosok Pirla yang indah dan memesona.
Bisakah kali ini aku bertemu dengannya? Meskipun untuk terakhir kalinya.
Aku mempercepat gerakan tanganku, melukis dan memadukan berbagai warna yang kutumpahkan di atas kanvas.
Gerakan tanganku mendadak berhenti saat mataku menangkap satu sosok yang begitu aku kenali.
Wajahnya tidak pernah hilang dari ingatan dan bayanganku. Itu Pirla, tidak salah lagi.
Aku berhenti melukis dan berlari ke arah perempuan itu yang tidak jauh dariku. Jantungku berdegup begitu kencang, membuat napasku tercekat saat sudah berada dekat dengannya.
"Pirla!" Aku sedikit berteriak membuat perempuan itu berhenti dan menoleh ke arahku.
"Lian? Ini kamu? Lama banget ya, enggak ketemu."
Baca Juga: Cerpen Keluarga: Omelan Laras Pada Landai Adalah Bahasa Cinta dan Bentuk Kasih Sayang Sebagai Kakak
Aku tersenyum, ternyata dia masih ingat denganku. Ini awal yang bagus.
"Sukurlah kamu masih ingat denganku, Pirla. Aku cari kamu selama ini, pengen ketemu. Oh, iya, ada yang mau aku kasih lihat ke kamu. Boleh ikut aku ke sana?" Aku menunjuk ke arah tempatku melukis tadi.
Pirla mengangguk setuju. Aku dan dirinya berjalan bersama.
Saat sudah sampai, aku memperlihatkan hasil lukisanku padanya. Gadis itu tersenyum, aku bisa melihat tatapan takjub dan bahagia dari wajahnya.
"Aku buat ini untuk kamu, Pir. Gimana? Suka?"
"Bagus, aku suka lukisannya. Kamu memang berbakat, Lian. Suatu saat kamu pasti akan jadi pelukis terkenal."