Setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan, bukankah seringkali kita mencari rumah sebagai tempat pulang?
Rumah tempat melepas segala lelah dan setiap gundah setelah perjalanan yang kadang tanpa arah.
Mencari ke sana kemari, berharap menemukan rumah yang tepat untuk disinggahi.
Apa pun dan siapa pun bisa menjadi rumah. Bagi siapa saja.
Namun, apakah itu benar-benar rumah yang selama ini dicari?
Seperti halnya tokoh dalam puisi berikut ini yang berjudul Pulang ke Rumah, menggambarkan bagaimana dirinya menemukan rumah yang sesungguhnya.
Pulang ke Rumah
Aku berhari-hari pergi
Melangkah ke sini, melangkah ke sana
Sebetulnya tak tahu dan tak mengerti
Mau ke mana aku ini?
Terombang-ambing dalam sandiwara yang justru membuatku terlena
Berpikir bahwa hidup adalah selamanya
Menikmati fatamorgana
Yang, lucunya aku bersenang-senang di dalamnya.
Semakin lama aku mulai merasa lelah
Mulai merasa muak
Merasa bahwa, apa aku benar-benar hidup?
Hidup itu apa?
Untuk apa aku hidup?
Baca Juga: Puisi Di Gerbong Kereta Itu: Berisi Tentang Seseorang yang Berusaha Mencintai Jalan Hidupnya
Aku pergi seperti musafir jalanan
Yang tak tahu arah tujuan
Meminta kebahagian ke sana sini
Dan memelas akan kesenangan
Artikel Selanjutnya
Puisi Peringatan Kemerdekaan Indonesia Ke 78 Bertema Perjuangan Pendahulu: Pahlawan Bangsaku
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Istimewa
Tags
Artikel Terkait
-
Puisi Peringatan Kemerdekaan Indonesia Ke 78 Bertema Perjuangan Pendahulu: Pahlawan Bangsaku
-
Puisi Romantis Senja Cinta Abadi, Kisah Cinta Di Bawa Keindahan Lukisan Senja Pada Sore Hari
-
Puisi Kamu Itu Rumah bukan Taman Bermain: Berisi Ungkapan Cinta Tulus Pada Seseorang Penuh Kasih Sayang
-
Puisi Dialog Gadis Pecinta Hujan: Berisi Tentang Cinta Seseorang dan Usahanya Untuk Merelakan
-
Puisi Tetang, Cinta yang Tak Pasti, Kehilangan Demi Kehilangan, Kegelisahan Akan Laut yang Dirampas Korporasi