“Waktu kau masih kecil, pernahkah kau punya mainan, kekasih?”
“Mainan, kekasih?”
“Mainan yang begitu kau kasihi hingga ke mana pun kau pergi selalu harus ikut?”
“Aku tidak ingat lagi, Jane. Aku ingat sesudah aku agak besar, aku suka main-main dengan kerbau kakekku, si Jlamprang.”
“Itu bukan mainan, itu piaraan.”
“Piaraan bukankah untuk mainan juga?”
Baca Juga: Cerpen Tentang Cinta: Memaknai Kehilangan Dari Sudut Pandang Seorang Hindun Perempuan Pecinta Kopi
Lagi-lagi, mengingat-ingat tentang masa kecil di desa tak ada habisnya. Ya, masa kecil yang penuh dengan keceriaan. Barangkali Marno sama dengan kita. Layaknya anak kecil pada umumnya yang tubuh besar di sebuah desa.
Bermain dengan kerbau, bermain layang-layang hingga mandi di sungai adalah potret umum yang kita alami sebagai anak desa. Hanya bermain dengan kerbau kakeknya yang ia bisa ceritakan pada Jane.
Tidak ada lagi. Hanya itu. Bagi anak desa, kerbau dan sawah adalah kekasih yang tak pernah lepas. Selalu setia di samping kita. Begitu juga dengan Marno.
Kini, Marno hanya bisa membayangkan kehidupan desa. Hanya itu yang bisa ia lakukan si sebuah kota yang sibuk, berisik dan padat. Ia membayangkan kembali kehidupan di desanya yang masih membekas dalam ingatannya, tetapi ia tidak dapat mengulanginya lagi.
Membayangkan dan terus menghayal sambil memandang jauh keluar jendela, dan ketika malam tiba, saat lampu-lampu gedung pencakar langit itu mulai menyala, bagi Marno itu seolah-olah cahaya kunang-kunang yang berpendar-pendar seperti di desanya.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
