GENMUSLIM.id- Salima hanya diam dalam linangan air mata.
Tubuhnya tak lagi bergetar. Pak Dedi memintanya untuk tidur agar Salima bisa tenang. Untungnya gadis itu menurut dan mungki karena lelah, tak butuh waktu lama ia terlelap.
Antara sadar dan tidak, Salima merasa dirinya sudah berada di rumah. Ibunya duduk di sampingnya sambil mengusap kepalanya.
Gadis itu, tanpa pikir panjang, segera memeluk ibunya tersebut lalu ganti menatap wajah sang ibu lekat-lekat.
Gadis itu punya sekelebat kesadaran bahwa sebenarnya ibunya sudah tiada.
Akan tetapi semua ditepisnya, dan menolak untuk menerima kenyataan.
“Ibu, maafkan Salima, gara-gara aku mau ulang tahun, Ibu jadi pergi. Aku tidak mau ulang tahun lagi, aku mau Ibu,” rengeknya seperti anak kecil.
Ibunya hanya tersenyum dan balas memeluk.
“Akan ada banyak orang yang datang, mereka mendukungmu,” jawab Ibu yang tidak dipahami oleh Salima.
“Aku mau Ibu, aku mau ikut Ibu!” pintanya semakin memegang erat jemari Ibu.
“Ibu ambilkan minum ya,” kata Ibunya sambil berdiri dan beranjak dari tepi kasur.
Salima yang takut Ibunya tiba-tiba menghilang, segera loncat dari kasur dan mengikuti Ibunya ke dapur. Tangannya berusaha meraih lengan Ibu.