“Dae-Eun, hey.. jangan bilang begitu. Aku baru mengenalmu kemarin”
“Apa aku harus menjadi mualaf agar bisa bersama kamu?”
“Kenapa kamu tiba-tiba bilang seperti ini?”
“Maaf jika aku lancang, Fatiya. Lupakan apa yang aku katakan tadi”.
Jeju yang Fathiya kunjungi tidak seperti yang dia harapkan. Seharusnya dia bersenang-senang disini, tapi dia menjadi canggung dengan Dae-Eun.
Baca Juga: Waspada Krisis Iklim! Menguak Dampak Buruk Kebakaran Hutan Gambut Terhadap Masa Depan Bumi
“Ayo kita kesana” Dea-Eun berusaha memecah kecanggungan diantara keduanya. Fathiya tersenyum.
“Dae-Eun, maafkan aku”
“Tidak apa-apa. Tapi aku benar-benar ingin menjadi seorang muslim. Aku harus bagaimana Fathiya?” ucapan Dae-Eun membuat Fathiya terharu. Jika niat Dae-Eun baik maka Fathiya sangat senang.
“Kamu serius dengan itu?” Dae-Eun mengangguk mantap.
Baca Juga: Jadi Kreator di Canva Ternyata Bisa Dapat Uang Jutaan Rupiah Lho! Yuk Simak Cara Selengkapnya
“Bukan karena aku sebagai alasannya kan?”
“Tidak. Aku memperhatikanmu sejak lama, melihatmu selalu taat beragama membuatku iri. Aku juga ingin ke surga, Fathiya. Aku menemukan kedamaian ketika melihat seorang muslim sedang beribadah”
“Kalau begitu, kapan kamu mau bertemu dengan ustadz di sini?”