Saat itu Kana sedang berjalan menuju indekosnya setelah membeli makan malam di warung dekat TPA.
Jarak indekos dan TPA tempatnya mengajar tidak terlalu jauh, hanya sekitar tiga ratus meter saja.
Kana yang enggan mengendarai motornya malam itu berjalan di bawah sinar rembulan dan lampu jalanan yang menyala sebentar lalu mati secara berulang-ulang.
Saat melewati bangunan tua sebelum memasuki gang, Kana mendengar teriakan seorang perempuan.
Baca Juga: Cerpen: Misteri Pengintaian dan Pengkhianatan, Chapter 1
Guna memastikan siapa pemilik suara teriakan itu, Kana memasuki bangunan tua itu.
Pupil matanya membesar saat melihat seorang perempuan yang ia kira berusia belasan tahun itu sudah bersimbah darah.
Kana bergegas menghampiri perempuan malang itu guna memastikan keadaannya.
Baru Kana memegang tubuh yang sudah berdarah-darah itu, seseorang melemparkan pisau padanya.
“Kau pembunuhnya,” ucap seseorang bertopeng itu.
Kana yang hendak mengejar orang tersebut, ditahan oleh perempuan bersimpuh darah itu.
Tangan Kana kini juga terdapat noda darah. Kana menunduk, mencoba mendengar apa yang ingin disampaikan perempuan itu.
Baca Juga: Cerpen Bertemakan Psikologi: Kisah Kana dan Kane, Siapa Pelaku Pembuhunan Itu?
“Per...gi se...ka...rang....,” lirih perempuan itu. “Selamatkan...dirimu. Aku akan mati bagaimanapun juga, orang itu...tidak akan membiarkanku hidup,” lanjutnya.
Kana tentu tidak mengindahkan ucapan perempuan yang hampir mati itu.