ragam

Kue Keranjang : Simbol Budaya Betawi-Tionghoa yang Melekat di Perayaan Imlek, Simak Sejarahnya!

Senin, 12 Februari 2024 | 08:43 WIB
Ilustrasi olahan Kue Keranjang saat imlek ((GENMUSLIM.id:/dok: Shutterstock))

GENMUSLIM.ID - Bulan Imlek selalu diidentikkan dengan kue keranjang, yang tak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga simbol keberuntungan dan keakraban.

Dalam tradisi Tionghoa, kue yang menjadi ciri khas Imlek ini dikenal sebagai Nian Gao.

Namun, keberadaan kue keranjang memiliki makna yang lebih dalam, merangkul budaya Betawi dan Tionghoa, terutama saat perayaan Imlek.

Sejak dulu, masyarakat Betawi menerima kue ini dengan hangat saat perayaan Imlek, menandakan hubungan harmonis antar-etnis.

Baca Juga: Kisah Inspiratif, Cerita Hijrah dari Seorang Peggy Melati Sukma, Meniti Jalan Dakwah untuk Palestina

Menurut pengamat budaya Betawi, Yahya Andi Saputran, kue keranjang melambangkan kedekatan antara kedua budaya.

Tradisi ini menegaskan bahwa tidak pernah ada masalah rasial antara keduanya.

Meskipun sering disamakan dengan dodol Betawi, kue keranjang dan dodol memiliki ciri khas dan makna masing-masing dalam perayaan imlek.

Terbuat dari bahan-bahan seperti tepung ketan, terigu, garam, dan gula, kue keranjang memiliki cita rasa manis yang lengket, mencerminkan harapan akan kekompakan dan kebersamaan.

Meskipun dahulu berbentuk bundar dan dibungkus daun, sekarang kue keranjang telah berevolusi dengan berbagai variasi sajian yang modern.

Baca Juga: Rafah Jalur Gaza Palestina Mulai Jadi Sasaran Serangan, Arab Saudi Beri Ultimatum: Israel Harus Diberi Hukuman yang Menjerakan!

Salah satu penjual kue keranjang di Petak Sembilan, Alim, mengungkapkan bahwa kue keranjang kini hadir dalam berbagai bentuk dan model, mulai dari yang tradisional hingga modern.

Harganya pun bervariasi, tergantung pada kualitas bahan dan model sajian yang ditawarkan, menunjukkan popularitas dan permintaan yang terus meningkat dari berbagai daerah di Indonesia. 

Sejarah Kue Keranjang dan Maknanya

Halaman:

Tags

Terkini