Bagi mereka, menjadi syahid adalah sebuah kehormatan, meskipun mereka juga merindukan kehidupan normal seperti anak-anak lain di dunia.
Ramadan dan Walid Jazar mengakui bahwa ketakutan dan trauma menjadi bagian dari keseharian mereka.
Namun, mereka tidak menyerah pada rasa takut itu. Mereka menemukan kekuatan melalui bacaan Al-Quran dan bermain, dua hal yang membantu mereka mengatasi cobaan dan tetap menjaga semangat hidup.
Bagi mereka, Gaza bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga tanah kehormatan yang harus dipertahankan.
Selama berada di Qatar, tempat mereka dievakuasi untuk sementara waktu, Ramadan dan Walid Jazar terus menyampaikan pesan kepada dunia.
Mereka menekankan pentingnya dukungan global bagi rakyat Palestina. Dalam setiap kesempatan,
Mereka berpesan agar orang-orang tidak hanya merasa kasihan, tetapi juga bertindak nyata untuk melawan ketidakadilan yang terjadi.
Mereka berbicara dengan tegas tentang pentingnya solidaritas internasional.
Ramadan dan Walid Jazar yakin bahwa selama ada dukungan dari umat Islam dan komunitas internasional, perjuangan mereka tidak akan sia-sia.
Pesan mereka kepada dunia adalah panggilan untuk bertindak, bukan sekadar menonton dari kejauhan.
Anak-anak ini juga menggambarkan kerinduan mereka terhadap kehidupan yang damai dan aman, sesuatu yang tampak begitu jauh bagi mereka.
Dikutip GENMUSLIM dari Youtube CERITA UNTUNGS pada Jumat, 6 September 2024,
Walid, misalnya, mengungkapkan betapa ia merindukan rumah dan sekolah yang aman, di mana ia bisa belajar dan bermain tanpa rasa takut.
