Keseruan Jamaah Haji, Menyelami Kekayaan Kuliner Arab Saudi di Makkah Memanjakan Lidah di Bulan Suci

Photo Author
- Minggu, 31 Maret 2024 | 18:05 WIB
Bagi pengunjung dan peziarah, mencicipi makanan pokok berbuka puasa tradisional Saudi adalah cara untuk menjelajahi beragam cita rasa Kerajaan.  ((Foto: GENMUSLIM.ID/Dok: ARAB NEWS))
Bagi pengunjung dan peziarah, mencicipi makanan pokok berbuka puasa tradisional Saudi adalah cara untuk menjelajahi beragam cita rasa Kerajaan. ((Foto: GENMUSLIM.ID/Dok: ARAB NEWS))

GENMUSLIM.id - Di tengah berkah bulan Ramadhan, suasana di Makkah semakin terasa kental dengan aroma dan cita rasa kuliner khas Arab Saudi yang menawan.

Bagi jamaah haji dan pengunjung, bulan suci ini bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang menikmati kelezatan kuliner yang melambangkan warisan kaya negeri ini.

Hidangan buka puasa di kota suci ini tidak hanya sekadar makanan biasa. Mereka adalah potret hidup dari beragam tradisi kuliner yang melintasi wilayah Kerajaan Arab Saudi.

Sebagian besar hidangan buka puasa di kota suci ini menyajikan masakan asli Arab Saudi termasuk edam, kabsa, saleeg, haneeth, qusaran dan jareesh, serta makanan pokok dari belahan dunia lain.

Baca Juga: Viral Komedi Adu Lanyard Bukber yang Ramai di TikTok, Pengamat Sosial UI Ikut Buka Komentar

Koki berbakat asal Arab Saudi, Elaf Al-Sharif, berbicara kepada Arab News tentang pentingnya memasukkan hidangan nasional di hotel dan restoran: "Menyoroti budaya Saudi melalui makanan, rasa, dan rempah-rempah sangatlah penting. Memperkenalkan tradisi kuliner ini tidak hanya mendapat persetujuan luas dari seluruh lapisan masyarakat tetapi juga menarik perhatian mereka, sehingga mendorong mereka untuk mencari hidangan ini setiap hari, terutama selama bulan Ramadhan."

Memperhatikan perubahan lanskap industri kuliner, ia menambahkan: "Sangat penting untuk melestarikan identitas dan warisan budaya kita melalui makanan, sehingga kehadiran masakan Saudi sangat dibutuhkan."

Sebagai seorang koki, Elaf Al-Sharif berpandangan bahwa aksesibilitas terhadap masakan Saudi harus menjadi prioritas. "Variasi masakan Saudi yang luas harus dapat diakses oleh semua orang, terutama oleh jamaah dan pengunjung. Mereka adalah bagian dari kekayaan kita yang harus dinikmati oleh semua orang."

Baca Juga: Tanya Jawab Bersama Buya Yahya tentang Fenomena Bukber Pamer Kelas Sosial yang Viral dalam Perspektif Islam

Pandangan ini juga dipertegas oleh koki Saudi lainnya, Rabu Saleh, yang menyatakan bahwa bulan Ramadhan memberikan kesempatan bagi semua orang untuk merasakan keajaiban kuliner Saudi. "Momen berbuka puasa adalah momen persatuan di mana kita semua, tanpa memandang latar belakang atau perbedaan, berkumpul untuk menikmati hidangan lezat yang mencerminkan kekayaan budaya kita."

Tidak hanya di hotel-hotel mewah, tetapi juga di jajanan kaki lima di sudut-sudut kota, kelezatan kuliner Saudi tersaji untuk dinikmati. "Di Madinah, misalnya, pengunjung lebih suka mencicipi jajanan pinggir jalan yang autentik daripada bersantap di restoran mewah. Inilah keajaiban budaya yang dapat dinikmati oleh siapa pun, di mana pun mereka berada," jelas Saleh.

Dengan keterlibatan aktif hotel-hotel di Makkah dalam menghadirkan hidangan khas Saudi, wisatawan dan peziarah memiliki kesempatan tak ternilai untuk menjelajahi ragam cita rasa negeri ini.

Dari saleeg dan jareesh dari Taif hingga hidangan ikonik lainnya yang mewakili wilayah Kerajaan, setiap suapan adalah perjalanan yang membangkitkan kenangan akan sejarah dan kekayaan Saudi.

Baca Juga: Kisah Ramadhan: Jawaban Cerdas Anak Bule Ketika Dihina oleh Temannya Karena Berpuasa, Simak Kisahnya!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arum Reda Prahesti

Sumber: arabnews

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X