GENMUSLIM.id - Orangtua umumnya lebih menyukai anak penurut utamanya saat anak sedang lucu-lucunya di masa toddler. Hingga tak sadar seringkali anak diminta untuk menuruti keputusan orangtua tanpa peduli apakah keputusan itu sebenarnya membuat mereka nyaman atau tidak.
Sebagian besar orangtua mengira bahwa anak penurut merupakan anak yang pribadinya baik. Sebaliknya, anak pemberontak seringkali dilabeli sebagai anak yang pribadinya buruk. Padahal umumnya masa toddler menjadi momen anak sering mengalami tantrum atau memberontak.
Memang akan lebih mudah ketika anak selalu menuruti keputusan dan perintah orangtua. Anak terkesan mudah memahami ajaran dari orangtua, maka tak heran anak penurut juga dilabeli sebagai anak pintar.
Namun, tahukah bunda anak penurut di masa toddler jadi tanda psikologis anak sedang tidak sehat, Kok bisa?
Anak menjadi penurut karena mereka terbiasa dituntut untuk selalu mengikuti perintah atau keputusan orangtuanya.
Sementara orangtua lupa bahwa anak juga punya kehendak pribadi, mereka pun manusia.
Orangtua seringkali memutuskan sesuatu untuk anak tanpa mendengar pendapat anak. Akibatnya, anak akan menahan kehendak, kemudian menghambat eksplorasinya.
Di usianya yang masih anak-anak, mereka akan terlihat baik-baik saja, tetapi bagaimana ketika mereka dewasa saat kita sebagai orang tua tidak lagi bertanggung jawab terhadap pilihan hidup anak?
Kehendak anak yang tertahan tidak akan terlihat sebagai masalah, karena semua itu akan masuk kedalam id (alam bawah sadar) yang sewaktu-waktu dapat keluar dan menimbulkan masalah psikologis anak.
Lalu sebenarnya kapan anak telah memahami kehendak pribadi mereka? Erikson menyatakan bahwa pada usia 1-3 tahun adalah awal dimana anak telah memahami kehendak pribadinya.
Pada usia ini anak juga mampu mengekspresikan emosinya, namun belum memahami apakah kehendaknya sesuai dengan nilai atau aturan yang berlaku di lingkungan atau tidak.
Sehingga ketika mereka menghadapi suatu hal yang tidak sesuai dengan kehendaknya, mereka akan mengekspresikan perasaan mereka.