Seperti Imam al-Ghazali support penuh keabsahan perihal merawat kesehatan dan kecantikan istri serta perisai agar terhindar dari bahaya akibat risiko melahirkan.
Maksud hal ini merujuk pada penekanan risiko kehamilan, persusuan, dan hubungan seksual, maka penggunaan alat kontrasepsi halal digunakan.
Imam Ibnu Hajar mengatakan sepakat atas perlindungan bagi anak yang menyusu dari bahaya kehamilan baru, disisi lain hal serupa disuarakan juga oleh Ibnu Abdin dari Madzhab Hanafi dan Imam al-Qadhi Nu'man di abad ke-19.
Risiko kesehatan untuk ibu dijadikan landasan sebagai perizinan penggunaan alat kontrasepsi oleh Komisi Fatwa al-Azhar pada tahun 1953 yang isinya membela pemakaian alat kontrasepsi sebab mampu memudahkan masalah bagi manusia serta melepaskan dari kesulitan.
Utamanya jika ada rasa kekhawatiran bagi kesehatan bahkan nyawa seorang muslimah yang diakibatkan kehamilan tak terputus. Dalil dasar dari Komisi Fatwa al-Azhar adalah firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 185 yang bunyinya:
يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ
“Yuridullahu bikumul-yusra wa la yuridu bikumul-usra.” artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. ***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
