Baca Juga: Akhirnya Belanda Akan Mengembalikan Barang Jajahan Bersejarah ke Indonesia!
Namun, akhir dari peperangan tersebut membuat Jenderal Soedirman murka karena tidak bisa berbuat apa-apa.
Perbedaan pendapat dengan Ir. Soekarno, membuat perang harus berhenti di tengah jalan dan memilih berdamai dengan Belanda.
Padahal Jenderal Soedirman sudah mengerahkan semua tenaga fisik, psikis, bahkan materi.
Sebuah foto di mana Ir. Soekarno memeluk kaku Jenderal Soedirman adalah bukti bahwa saat itu Sang Jenderal masih belum rela dengan keputusan Sang Presiden.
Baca Juga: Kumpulan Kata-kata Bijak Imam Syafii Seputar Kehidupan: Lugas, Bermakna dan Bangkitkan Semangat
Satu hal yang harus dipahami dari kisah ini, Jenderal Soedirman menyerah bukan karena kalah, melainkan karena tujuan utamanya sudah tercapai.
Tujuan utama perang gerilya adalah menunjukkan bahwa tentara Indonesia masih punya kekuatan yang besar dan tidak boleh diremehkan oleh Belanda.
Tujuan yang sangat kecil untuk pengorbanan yang begitu besar.
Setelah Belanda mengetahui kekuatan Indonesia, maka negosiasi pemerintah Belanda dan Indonesia pun menjadi lebih lancar.
Sekarang, giliran kita yang harus tahu kapan dan bagaimana cara menggunakan ultimatum 'menyerah' ini.
Jawabannya hanya satu, fokus pada tujuan utama dahulu.
Kalau memang tujuan utama sudah tercapai, menyerahlah! Tidak ada salahnya menyerah untuk kedamaian bersama.