GENMUSLIM.id- Pahlawan identik dengan prinsip terus semangat dan tidak boleh menyerah pada lawan.
Jika begitu, maka Jenderal Soedirman adalah pahlawan yang mengajarkan kepada kita agar tahu kapan waktu yang tepat untuk menyerah demi sebuah perdamaian.
Apalagi sebagai manusia biasa, kita bertahan hidup bukan karena senapan melainkan dengan pilihan untuk menyerah.
Mungkin ini terdengar menyedihkan, tetapi mari kita lihat fakta di lapangan.
Saat masih bersekolah dulu, coba sebutkan berapa guru yang menyebalkan dan ingin kita tinggalkan?
Namun pada akhirnya, kita tetap duduk di bangku untuk menyelesaikan tugas, mengerjakan ujian, dan mengikuti peraturan demi mendapat selembar kertas ijazah.
Kita sudah belajar cara menyerah sejak dini, bahkan di rumah kita sendiri.
Masih jarang ada orangtua yang mau diajak berdebat, memaksa kita menurut tanpa banyak syarat.
Baca Juga: Kenali Ciri Hubungan yang Merusak Mental, Bukannya Bahagia Justru Berujung Depresi
Menyerah tidak selalu soal kalah dalam persaingan, tetapi juga ego yang dipertaruhkan dalam sebuah hubungan maupun pekerjaan.
Bahkan seorang pahlawan, panglima perang, Jenderal Soedirman pernah ambil jalan 'menyerah' dalam perang bersejarah.
Kala itu Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya dengan kondisi kaki cacat (bahkan harus ditandu), dan penyakit paru-paru parah (harus didampingi dokter).
Strategi perang tersebut menang telak, Indonesia berhasil memukul mundur Belanda di Yogyakarta.