GENMUSLIM.id – Ketika anak tantrum, emosi anak tidak terkendali, dan sebagai orang tua wajar untuk menenangkan anak sesegera mungkin.
Namun adakalanya ketika luapan emosi anak tertahan, justru akan membuat anak terbiasa mengekang perasaannya.
Anak akan menjadi individu yang tertutup dan sulit menuangkan perasaan yang dimilikinya, sehingga emosi anak harus dikendalikan, anggapan bahwa perasaan yang dimilikinya salah akan muncul.
Sebagai contoh, ketika anak menangis, biasanya akan langsung ditenangkan supaya emosi anak mereda dengan ucapan, "Jangan menangis.”
Ucapan larangan semacam ini akan membangun persepsi dalam diri anak bahwa menangis adalah emosi yang salah dan tidak boleh dimiliki.
Anak akan cenderung menahan diri untuk menangis setelahnya, hingga dia beranjak dewasa, emosi anak akan terus ditekan karena persepsi yang keliru tersebut, kebiasaan menyembunyikan emosinya dapat melekat di dalam diri anak.
Baca Juga: Pusing dengan Kelakuan Anak Dirumah? Yuk Kenali Emosi pada Anak dan Tips Mengelola Emosinya
Bahkan, saat dia tumbuh dewasa dan menghadapi masalah yang pelik, anak enggan menunjukkan emosi yang dianggapnya lemah.
Anak yang tertekan dan pendiam akan menghasilkan emosi negatif dalam dirinya, dan hal ini akan menyebabkan anak mengalami depresi.
Tentunya sebagai orang tua hal tersebut tidak diinginkan terjadi pada anak, oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk menjaga emosi anak.
Dalam hal ini alangkah baiknya bagi orang tua untuk membiasakan anak meluapkan emosinya sampai dia merasa tenang, dan biarkan anak terbebas dari emosi negatif dalam dirinya.
Setelah anak merasa lega dan dapat bercerita, orang tua dapat memeluk dan menanyakan permasalahan yang dimilikinya dengan lembut.